Monthly Archives: December 2013

Keset…keset…5000 saja bu..

Standard

Image

Dulu saya suka memandang sebelah mata para pedagang keset di pasar Singosari dekat rumah saya. Menurut saya kesetnya gak nyeni dan acak adul karena terbuat dari kain warna-warni tak serasi yang saya yakin berasal dari sisa2 pernjait-njaitan. Istilahnya saya ngentengin lah bahwa keset itu gampang bikinnya dan murah bahannya.

Nah, berbekal kesombongan, saya berniat membuat keset (yang gak ada tulisan “welcome”nya :p). Saya lagi perlu keset di depan dapur supaya saat masuk ke ruang tamu kaki saya tidak mengotori karpet di ruang tamu. Ada kain handuk bekas bikin keset di kamar mandi plus kain sisa rok Mbak India depan unit saya. Lumayan panjang kainnya. Dan meniru mas2 penjual keset, saya tak peduli warna kain apakah serasi atau gak. Asal nyerap air maka saya pakai saja hahahaha…

Saya mulai dengan menyiapkan kain berbentuk persegi panjang dari kain handuk. Dua lembar kain handuk saya satukan seperti membuat sarung bantal. Kemudian dibalik sehingga jahitan tidak kelihatan dan dijahit pinggir2nya. Oke, jadilah bagian bawah keset. Selanjutnya saya potong kotak2 kain sisa rok Gitika, tetangga saya. Saya tekuk diagonal membentuk segitiga yang kemudian ditekuk lagi membentuk segitiga yang lebih kecil. Istilah murid saya dibikin “spike”. Segitiga2 ini saya jahit sepanjang pinggiran bagian bawah keset. Terus sampe menutupi bagian pinggir. Dilanjutkan dengan membuat lajur kedua, ketiga dan seterusnya sampe ke bagian tengah. Ternyata….njait ginian gak mudah bagi saya :(. Setengah mati saya puter2 kainnya supaya spike2 tetap rapi dan terjait dengan sempurna. Apa daya…tidak rapi saudara2. Ada bagian spike yang gak terjait sehingga segitiganya jebol kwkwkw. But whatever, its ok for me. And also for my husband, he wont even notice it. Or even worse, he won’t even realise I made the keset :(.

Lajur2 segitiga selesai maka selanjutnya saya pasang bagian tengah keset. Gampang saja kalo yang ini. Kain kotak disesuaikan ukurannya sehingga menutupi bagian bawah spike lajur terakhir dan dijahit zigzag sehingga bagian tengah keset rapi. Then…here it is. My keset, cheap enough krn dr bahan2 buangan. Tapiii..saya janji gak akan memandang sebelah mata mas2 penjual keset. Or to be precise anyone who made the keset. Gak gampang ternyata njaitnya :(. Gitu murah banget harga jualnya. Ah sesama penjahit, saya prihatin juga memikirkan nasib para buruh njait. Semoga Allah selalu memperlancar rejeki para penjahit. Aamiin…

Melbourne, 20 Desember 2013

Salam

 

Bunga2 dari Resleting

Standard

Suatu malam saya lagi browsing di youtube dan nemu video tentang cara membuat bunga dari resleting. Saya jadi pengen nyoba bikin. Apalagi kapan hari saya liat ada mbak2 bule pake rok panjang nan cantik daaaan..memakai sandal dengan hiasan bunga dari resleting. Wow, looks stunning. Sandal jepitnya biasa saja bentuknya, tapi terbuat dari kulit dan berhias bunga dari resleting yang cantik. Jadilah saya pengen mencoba membuat bunga2 dari resleting. Oya, ini link youtube tentang bagaimana membuat bunga dari resleting http://www.youtube.com/watch?v=z4QVhihQX90. Dont worry bahasanya bukan bahasa Indonesia atau Inggris, yang penting keliatan cara bikinnya hehehehe…

Saya sendiri punya banyak resleting tak terpakai. Dan biasaaa..berasal dari second hand shop dekat rumah saya. Terkadang di toko ini banyak tersedia pernak-pernik craft murah meriah. Saya lihat barangnya bukan barang second tapi baru. Mungkin ada crafter yang salah beli atau harus moving somewhere else jadi perlu membuang bahan2 craft yang tidak terpakai. Alhamdulillah rejeki buat saya sehingga anggaran hobi tidak selangit secara barang2 craft mahal2 di Melbourne sini.

Nah ini stok resleting saya,

Image

Saya pilih resleting warna merah dan putih untuk project saya kali ini karena resletingnya lumayan lebar. Setelah mencoba bikin bunga, ternyata resleting yang lebar lebih memudahkan proses pembuatannya. Bunganya pun lebih besar dan kelihatan manis lekuk2 kelopaknya. Kalo resleting yang tidak lebar akan menghasilkan bunga kecil dan agak2 absurd lekuk2 kelopaknya hehehe…Oya, kalo ingin dapat bunga dengan kesan elegan, bisa dipake resleting dengan gigi2 dari logam. Warna emas resleting akan menjadi hiasan kontras di kelopak bunga sehingga bunga makin cantik.

Image

Ini lebar resleting yang saya pakai, kira2 3 cm. Kemudian resleting saya potong2 sepanjang 6 cm. Saya memotong sebanyak 7 bagian untuk membentuk 7 kelopak.

Image

Selanjutnya bagian resleting yang tidak ada giginya saya jelujur. Lebar jelujur ini akan menentukan lekukan kelopak bunga. Saya sengaja agak menjarangkan jelujuran supaya lekukan kelopak bunga bisa lebih terlihat.Image 

Setelah dijelujur, benang ditarik dan kedua ujung kelopak saya satukan. Jadi kelopak akan berbentuk setengah lingkaran. Supaya kuat ujung kelopak saya “bundeli” beberapa kali. Maaf saya tidak terpikir apa ya bahasa Indonesianya di”bundeli”. Pokoknya dibuat supaya benang tidak lepas dan kelopak terjait dengan kuat. Ketujuh kelopak bunga ini selanjutnya saya rangkai menjadi lingkaran.

Image

Image

Setelah ketujuh kelopak siap, maka saya siapkan kelopak bagian tengah. Bagian ini terbentuk dari resleting dengan panjang kira2 10 cm. Semakin besar bunga maka semakin panjang resleting yang dibutuhkan. Lalu resleting ini saya jelujur sama seperti kelopak bunga. Benang juga ditarik untuk membentuk kelok2 kelopak bunga. Hanya saja kelopak bunga bagian tengah ini tidak saya satukan tapi saya bentuk lingkaran2 bertumpuk. Selanjutnya bagian bawah tumpukan bertumpuk ini saya jelujur juga untuk menyatukan masing2 lingkaran. Terakhir saya “bundeli” supaya tumpukan lingkaran terjahit rapi.

Image

Image

Image

Sudah siap deh dua bagian bunga.

Image

And now the hot glue gun time to show up. Saya siapkan bagian belakang bunga dari kain flanel warna merah. Bentuk lingkaran yang besarnya hampir sama dengan besar lingkaran ketujuh kelopak. Cuma lebih kecil sedikit supaya tidak kelihatan dari atas. Mulailah saya lem lingkaran ketujuh kelopak ke kain flanel ini dan dilanjutkan dengan kelopak bagian tengah.

Image

Image

Untuk mempermanis, bagian tengah bunga saya beri putik dan benang sari. Well, to be honest I am not sure if I can distinguish which is the putik and which is the benang sari kwkwkw…whatever lah namanya. Cara membuatnya, saya membentuk bulatan dari lem tembak di tengah bunga. Saat masih panas saya taburi gundukan lem tembak itu dengan “monte” atau “bruci” atau “beads” atau apa ya namanya saya tidak tahu pasti. Beads kemudian saya tekan pelan2 supaya menempel ke gundukan lem tembak. Be careful it is hot and be careful not to touch it over and over again. Kalo tangan kita menyentuh lem tembak yang masih lunak maka lem ini akan nempel ke tangan kita dan jadinya malah menutupi beads dan makin gak jelas bentuk putik bunga. Maka hati2 tapi jangan terlalu lamban karena lem kalo sudah dingin akan mengeras dan beads tidak akan menempel. Tapi jangan terlalu semangat sehingga beads malah “tenggelam” dalam gundukan lem dan lem menutupi beads. So, be really careful at this stage. Pretty crucial.

Nah…jadi deh bros2 bunga dari resleting. Hope you enjoy this turorial 🙂

Image

Melbourne, 20 Desember 2013

Salam

Tutup Rak Rotan

Standard

Aha…sekarang sedang ingin mengembangkan hobi jahit menjahit saya dan membuat pernak-pernik kerajinan tangan. Sepertinya hal ini sudah menjadi warisan antar generasi di keluarga kami dimana hampir semua bibi dan saudara perempuan saya telaten dalam hal menjahit,menyulam maupun membuat kerajinan tangan. Kali ini saya ingin berbagi sebuah kreasi sederhana membuat penutup lemari rotan yang murah meriah dan sederhana membuatnya. Sebetulnya kreasi ini biasa saja, tapi murah meriah karena dibuat dari kain seadanya di rumah sisa dari proses jahit menjahit sebelumnya.

 

Bahan yang dibutuhkan adalah selembar kain yang lebar dan panjangnya sesuai dengan ukuran lemari atau tepatnya rak rotan. Kali ini saya tidak membeli kain tetapi memanfaatkan kain motif rajut hadiah dari ibu seorang murid saya waktu saya mengajar di Play Group My Little Island tahun 2004 yang lalu. Sudah 7 tahun kain ini nganggur tidak dimanfaatkan, jadi saya pikir akan lebih berguna jika saya pakai sebagai kain penutup rak rotan saya. Selanjutnya saya butuh bahan pemanis un tuk mempercantik kain penutup ini. Maka saya melirik kain peles warna oranye sisa kain penutup base spring bed saya. Kain ini saya neci (atau beberapa orang menyebutnya di-bis) warna coklat tua supaya warnanya kontras. Saya bikin lebar kain pemanis ini sekitar 10 cm-an. Sedangkan untuk panjangnya saya sesuaikan dengan panjang pinggir kain penutup. Untuk membuat rumbai lipit ini saya siapkan panjang kain oranye sebesar 2-2,5 kali panjang pinggir kain yang akan dihias. Oya, harga kain peles ini murah saja, semeter cuma 6000-7000 rupiah dengan lebar 1,5 meter. Kain peles ini semacam kain satin tapi lebih tipis lagi. Biasanya digunakan sebagai bahan dalaman jas. Jika untuk pemanis saja saya kira kain ini sudah cukup memadai.vKebutuhan yang lain adalah benang, jarum, pines dan tentunya mesin jahit.

 

Kain motif rajut saya potong sesuai panjang dan lebar bagian samping kiri, kanan dan belakang rak rotan. Pinggir kain saya obras supaya rapi dan saya lipat tipis dan dijahit. Untuk bagian depan saya potong selebar dan sepanjang bagian depan lemari rotan. Sengaja saya potong sendiri supaya kain penutup ini bisa dibuka-tutup untuk mengambil barang. Kain peles setelah di-neci seluruh pinggirnya lalu saya lipit. Untuk pemula, kain peles ini bisa dilipit terlebih dahulu tanpa langsung ditempelkan ke kain utama. Ini untuk menjaga agar lipitan seragam, jahitan lurus dan panjang rumbai bisa pas jika dipasang pada kain utama. Apalagi kain utama kali ini adalah kain motif rajut yang mudah rusak seratnya, jadi lebih aman jika lipitan dibuat terlebih dahulu dan jika sudah pas bisa dipasangkan ke kain utama.

 

Setelah rumbai lipit selesai, selanjutnya rumbai lipit ini dipasang ke kain utama. Hanya bagian atas dan bawah kain yang diberi rumbai. Untuk menempelkan rumbai saya pilih model jahitan aplikasi dari mesin saya. Polanya bisa dilihat di foto. Jangan lupa pakai jarum pentul untuk menempelkan kain rumbai ke kain utama sebelum dijahit supaya rapi. Tips agar rumbai terpasang bagus adalah rumbai disetrika terlebih dahulu agar lipitnya terbentuk dengan rapi.

 

Khusus bagian depan, kain utama bagian atas saya lipat sekitar 1,5 cm untuk tempat memasukkan kawat. Jadi kain penutup bisa digeser-geser layaknya gorden. Selanjutnya kain yang sudah dihias bisa dipasang pada rak rotan. Bisa memakai tali atau lebih mudahnya memakai pines. Saya gunakan pines untuk memasang kain ke tiang-tiang rak rotan.

 ImageImageImageImage

Jadi deh…sayangnya kain penutup depan lom dipasangi kawat 😦 jadi kurang sip dikit. Juga kain depan kurang lebar dikit (habis kainnya mepet :p) Tapi overall boleh lah untuk menutup rak rotan.

 

Jika di rumah ada rak rotan dan anda sudah bosan melihat modelnya, tutupi saja dengan kain. Bisa dipermanis dengan rumbai atau bahkan kain penutup dihias dengan sulaman atau aplikasi sesuai selera. Apalagi kalo bisa disesuaikan dengan tema ruang, waahh…asyik punya.

 

Hope it inspires!!

 

Malang, 5 Juni 2011

Salam