Monthly Archives: February 2015

Bando bunga

Standard

Setelah bikin bunga muncul ide nih memanfaatkan bunga di post sebelumnya. Dijadiin hiasan bando. Cakeeeep abiiisss…palagi yang make juga super cute. Amira anaknya om Bilal tetangga sebelah. Dia mesam mesem mulu dipakein bandonya. Sampe kata mamanya gak pindah-pindah dari depan cermin saking senengnya ma bando bunga dari Tante Zu.

image

Tak ketinggalan bando juga diajak merayakan hari gratis public transport se Melbourne pas 25 Des 2014 kemaren. Amira ikut ayah bunda maen di pantai di Geelong. Eh kok pas warnanya ama baju renang Amira yang pinky pinky. How adorable…cakeeeppp..

image

Glad that you like it Amira 🙂

Melbourne, 27 Feb 2015
Salam

Gelang Tempat Jarum

Standard

Kadang kalo lagi njait saya suka bingung naruh-naruh jarum pentul di tempatnya. Kalo disiplin ya jarum selamat kembali ke tempatnya. Kalo tidak disiplin giliran suami saya tidak selamet suka nginjak jarum yang bertebaran kikikiki…

Per jarum-an cukup membahayakan kalo tidak ditempatkan di daerah yang aman. Oleh karenanya saya kepikir bikin gelang tempat jarum. Jadi gelang ini sekaligus jadi tempat kita nusuk-nusukin jarum pas kita ngambil dari kain yang sedang dijait. Enaknya juga kalo lagi butuh jarum pentul bisa langsung nyomot gak perlu jauh-jauh.

Nah gimana cara bikinnya? Kita bicara desain dulu. Gelang wadah jarum ini saya desain berbentuk bunga. Kelopak bunga hanya sebagai pemanis sedangkan bagian tengah bunga menjadi bantal jarum. Bunga ini kemudian ditempel di selembar kain panjang yang berfungsi sebagai gelang. Untuk jelasnya bisa liat foto-foto di post ini yaaa…

Pertama kita bikin dulu bagian tengah bunga sebagai bantalan tempat jarum. Caranya buat lingkaran di kain sesuai pola. Polanya cuma kertas bunder dengan diameter kira-kira 7 cm. Saat menggunting sisakan 1 cm an untuk menjahit. Jelujuri pinggiran lingkaran dengan tusuk tikam jejak. Lalu tempatkan busa isian di dalam lingkaran. Perlahan tarik jelujuran sekeliling lingkaran sampe terbentuk bola. Terakhir rapatkan dan matikan ujung jahitan. Kalo deskripsi kurang jelas semoga foto di bawah ini bisa memberi gambaran yaaa…

image

Untuk kelopaknya saya bikin pola seperti di foto. Kemudian 2 lembar kain flanel dipotong sesuai pola tanpa dilebihi untuk jaitan. Kedua kain selanjutnya dijait sehingga terbentuk kelopak-kelopak bunga. Saya lekatkan kelopak ke bagian tengah bunga. Dirangkai secantik dan serapi mungkin. Langkah selanjutnya saya jahit 2 lembar kain flanel panjang untuk dijadikan gelang.

image

Gelang selanjutnya direkatkan ke bagian belakang bunga. Selain sebagai gelang kain panjang ini juga menutupi “pantat” bunga. Taklupa saya pasang kancing jepret untuk merekatkan gelang saat dipakai.

image

Jadi deh gelang buat wadah jarumnya. Enak bisa mudah dipasang-dilepas saat akan menjahit. Juga enak jarum pentul deket ngambilnya saat njait dan gak tercecer-cecer.

Saya juga bikin tempat jarum yang lebih besar karena gelang wadah jarum ini munyil gak bisa menampung semua jarum pentul saya. Teknik yang sama cuma beda warna dan dimensi.

imageOya bedanya pinggir kelopak tidak saya jait pake mesin tapi saya dondomi biasa saja pake tangan.

Semoga menginspirasi yaaa…
Melbourne, 27 Feb 2015
Salam

V A N I A

Standard

Post ini saya buat sekalian sebagai surat kangen untuk Vania, gadis kecil lincah ceria yang sering ikut ibunya dondom di rumah saya. Juga memenuhi janji saya untuk membuka rahasia akan jadi apakah bulatan2 huruf yang dibuat Vania di post ini.

Vania putrinya mbak Sri, teman saya sesama pecinta jait menjait. Saat ibunya sibuk belajar njait tas, maka Vania tak mau ketinggalan. Dia pasti ikut berkarya. Entah bikin donat, gelang atau menulis namanya. Hari itu Vania ikut ndondom di rumah saya. Tugasnya menjahit huruf-huruf ke kain dasar berbentuk bulat dengan tusuk tikam jejak. Nah tugas saya “menjadikan” bulatan berisi huruf ini. Kalo hasil karya Aretha jadi tas dengan hiasan namanya E T A maka kalo Vania jadi sebuah gambar yang saya kasih pigura.

Kisahnya waktu saya ke Eropa, mbak Sri pengen saya menulis di secarik kertas tulisan seperti ini :

“Vania Nayla Nur Azizah, hope you will be here someday”

Secarik kertas ini kemudian difoto dengan latar belakang landmark2 di Eropa. Sayangnya agak telat pesan mbak Sri masuk ke saya sehingga nama Vania beredar hanya di dua negara, di Belanda dan Perancis karena Jerman, Itali dan Spanyolnya sudah terlewati.

Akhirnya nama Vania beredar di seputaran Volendam-Belanda dan Paris-Perancis. Nah, terinspirasi untuk menggabungkan nama karya Vania dan foto2 secarik kertas tadi, maka saya sulam bulatan dengan nama Vania di selembar kain putih. Saya bentuk menyerupai balon lengkap dengan pita2nya. Seperti ini nih…

2014-12-30 10.20.13
Pinggir bulatan saya sulam dengan tusuk feston sedangkan pita dan tali pake tusuk tikam jejak. Lalu di bawah balon2 saya selipkan foto2 dengan nama Vania yang saya ambil di Menara Eiffel Paris, Rijksmuseum Amsterdam, Cheese Factory Volendam dan Arc de Triumph di Paris. Nyelipinnya pake cara simpel saja, saya iris dikit kain putih sehingga foto bisa saya selipkan. Kemudian dipigura dan jadi deh kenang-kenangan untuk Vania.

20141230_190705

Tak lupa saya bonusi lagi boneka Gajah untuk teman tidur Vania

20141230_215312

Hari terakhir Vania di Melbourne, saya antar kenang2an itu ke rumahnya. Semoga kenang-kenangan hasil kolaborasi Tante Zu dan Vania bisa awet baik di dinding maupun di hati kami berdua.

2014-12-30 21.41.36

Bon Voyage Vania, hope someday you will be around the world to broaden your heart and horizon.

Melbourne, 19 Feb 2015

Salam

*mbrebes mili di perpus Swinburne