Monthly Archives: September 2015

Yarn Bombing, ketika crochet dan knitting mewakili sebuah protes

Standard

Kalo melihat orang ber-crochet atau ber-knitting ria kebanyakan dari kita mungkin akan melihat tersenyum sambil menggumam dalam hati “kerjaan nenek-nenek” :p. Atau berpikir “oww….perempuan telaten nan keibuan”. Merajut sedikit banyak sudah lazim diidentikkan dengan kegiatan perempuan manis dan lembut. Jarang kita berpikir aneh-aneh melihat orang merajut. Tapi lain dengan gerakan Yarn Bombing. Kegiatan merajut satu ini malah merupakan wujud protes sebuah komunitas untuk menunjukkan jiwa berontaknya.

Jadi gini, kemarin sore saya ngebut menuju toko kain Lincraft di tengah kota sepulang ngampus. Toko tutup jam 6 sore dan saya nyampe 10 menit sebelum jam 6. Hiyaaa….ngebut milah milih kain strimin, atau bahasa Inggrisnya Aida cloth, plus benang-benang untuk proyek kristik saya. Alhamdulillah biar mepet tercapai juga misi saya, menyiapkan perlengkapan proyek kristik huruf A seri fruit and alphabet Stewart Merret yang lagi naik daun di dunia ndondomi, my busy crafty little world :D.

Nah setelah selesai belanja, saya menuju stop tram di Swanson street. Saya berjalan sambil melihat ke kanan kiri dong mumpung lagi di kota. Maklum orang udik dari kampung Brunswick hahaha…. Dari acara tolah-toleh kanan kiri inilah saya melihat beberapa pemandangan menarik, seperti ini nih :

image

Apa itu hayooo….yup anda benar. Pohon-pohon dibalut rajutan. Ada juga handrail untuk pegangan yang dibalut rajutan. Tiang-tiang bendera dan banner juga pake baju rajutan. Cantik-cantik ya. Inilah yang disebut Yarn Bombing. Sebuah gerakan memajang hasil rajutan di tempat-tempat umum yang tidak lazim.

Saya jadi bertanya-tanya, siapa ya yang bikin rajutan ini? kenapa harus ditaruh di tempat-tempat aneh begini ya? Lagian lucu-lucu desainnya. Cerah ceria juga warnanya. Saya seneng deh lihatnya. Jadi kepengen tahu nih.

Mulailah saya berselancar di internet dan akhirnya menemukan satu artikel menarik di The Conversation, sebuah forum para akademisi atau peneliti berbagi unek-unek. Linknya ini nih http://theconversation.com/knit-one-purl-one-the-mysteries-of-yarn-bombing-unravelled-2346. Tulisan Alyce McGovern ini mengupas sejarah dan motivasi di balik gerakan Yarn Bombing. Magda Sayeg adalah pelopor gerakan Yarn Bombing asal Texas Amerika. Dia memulai menghias ruang-ruang publik di tahun 2005. Awalnya Magda melihat betapa hambar suasana sekitar tokonya. Mulailah dia menaruh hasil rajutannya demi mempercantik kotanya.

Eh tak dinyana gerakan ini makin meluas ke Eropa, Amerika Utara dan Australasia. Dan tak hanya gerakannya yang menyebar tapi motivasi di balik gerakan Yarn Bombing juga meluas. Bahkan menjadi khas ketika rajutan yang dulu kesannya rapi, teratur dan konservatif dipakai sebagai wahana protes. Sengaja hasil rajutan di taruh di tempat-tempat tak lazim demi menunjukkan sikap protes dan memberontak terhadap kebijakan-kebijakan publik yang dirasa tidak pas. Motivasi Yarn Bombing beragam mulai dari wujud protes terhadap aktivitas pertambangan yang merusak alam, kekerasan dalam rumah tangga, kebijakan tak berpihak pada pesepeda bahkan sampai ke gerakan feminis memperjuangkan hak-hak perempuan.

Lebih istimewa lagi ternyata gerakan ini didominasi oleh para pemuda-pemudi usia 20-30an. Jadi bukan kegiatan nenek-nenek saja. Ada juga sih yang sudah lanjut usia, tapi aktivis muda juga tak kalah banyak. Cowok pun juga ikut berpartisipasi tak hanya cewek.

Saya sendiri tidak menyangka ada makna lain di balik rajutan-rajutan di pohon-pohon itu. Saya pikir ya sekedar asesoris. Ternyata ada cerita yang menarik di belakangnya.

Lalu apa motivasi saya sendiri berkerajinan tangan ya? Kayaknya saya belum ke tahap berkerajinan tangan untuk protes deh. Masih sekedar bikin nak-nik yang menyenangkan jiwa. Kalaupun ada mimpi besar saya di balik blog ndondomi ini adalah bahwa akan tercipta generasi DIY (do it yourself) Indonesia yang tangguh dan mandiri. Ceileee….sok bingits hihihi….ya tidak mengapa wong namanya mimpi besar.

Kenapa generasi DIY? karena kita sudah terlalu lama tergantung ke negara-negara lain. Kita perlu memupuk jiwa kemandirian bangsa. Saat saya mulai membuat sesuatu, ada proses belajar di situ. Ada proses memahami dan akhirnya mencipta. Dan yang lebih istimewa lagi proses belajar ini tak sekedar dalam paparan teori tapi sudah dalam tahap praktek langsung. Sekali saya tahu prinsip membuat tas maka saya akan bisa mengutak atik desain sehingga muncul kreasi unik khas saya sendiri. Jiwa terus berusaha belajar sampe detail akan memupuk jiwa juang kita. Dampaknya tentu kita akan jadi bangsa produsen dan lepas dari ketergantungan ke negara lain.

Nggaya banget gak sih? Hahaha…ya tidak mengapa. Mimpi besar dimulai dari yang kecil-kecil. Kelihatannya sepele berusaha membuat nak-nik, tapi di balik itu ada pembentukan karakter yang kuat saat kita terus menerus menekuni sesuatu. Kita terbiasa belajar, telaten dan tekun. Plus satu lagi yang sangat penting, kita belajar berkreasi, berkarya dan mencipta. Kalo dari kecil anak-anak kita biasakan berkreasi seperti ini maka tunggulah munculnya generasi DIY Indonesia yang tangguh dan mandiri.

Jadi nanti tidak cuma muncul Yarn Bombing tapi juga muncul DIY Generation Bombing. Yeay!!! *sambil mengepalkan tangan diangkat tinggi-tinggi*

Baiklah…sekian orasi saya. Semua mimpi diawali dengan tidur. Jadi saya tak tidur dulu kekekeke….

Sebelum tidur saya bagi kreasi kurang sip saya. The most awkward selfie sore ini.

image

IstandwithIndonesia.

Melbourne, 21 September 2015
Salam

K not for Kumquat but for Kokok

Standard

Sejak SMP mungkin saya ditakdirkan untuk bersekolah nun jauh dari rumah. Minimal 30 menit waktu perjalanan yang harus ditempuh tiap harinya. Sekolah terdekat selama karir sebagai student hanyalah Melbourne University yang berjarak sekitar 20 menit naik tram dari kos-kosan. Sekolah terakhir ini malah lebih parah, yang paling lama dalam sejarah sekolah. Minimal 1 jam waktu tempuh dari kos-kosan ke kampus Swinburne University of Technology di Glenferrie. Eh gak ding, jaman S1 ya lama perjalanan dari Singosari ke kampus UB, sejam juga.

Oke deh…memang mungkin takdir, gak ding…pilihan saya untuk tinggal kok ya selalu jauh dari sekolahan. Tapi ternyata ada manfaatnya juga. Saya terbiasa punya “me time”. Waktu bengong cukup lama selama menuju kampus. Sudah makin mahir saya memanfaatkan waktu bengong ini. Mulai dari baca buku, baca Quran, hafalan Quran *kalo lagi tobat*, baca jurnal, wos-ap an, sms kanan kiri untuk koordinasi dengan keluarga di Indonesia, atau….tiduuuuuurrrr…. Nikmat bener. Banyak kala waktu bengong ini malah bermanfaat untuk saya menata ulang pola pikir atau ide-ide di kepala. Bahkan sampai mikir-mikir panjang bagaimana mengatasi masalah dalam hidup. Amazing….wow, malah baru sadar betapa bermanfaatnya me time ini.

Terus terang memang transportasi di Melbourne ini the best deh. Kalah ruwet memang dengan terowongan tikus jalur kereta di Paris. Tapi kereta, tram dan bus di sini relatif lebih rapi, bersih, aman dan on time dengan jarak jelajah yang luas. Saking enaknya sampai saya bisa memanfaatkan waktu bengong di tram dan kereta untuk berkerajinan tangan. Memang sih gak bisa njait di kereta karena gak ada colokan listrik, tapi saya bisa mbenthel atau crochet-an dan ngristik atau bahasa kerennya ber-cross stich.

Ini nih hasil karya crochet saya selama perjalanan dari dan ke kampus.

image

image

image

Trus suatu hari saya nemu di toko second hand Savers satu paket cross stitch atau kristik. Jadi isi paketnya ada selembar contoh pattern kristik, kain dasar kristik lengkap dengan benang dan jarumnya. Cuma 4 dolar. Ya Allah…rejeki bener hari itu. Saya seneeeng banget. Paket kristik itu ternyata seri fruit and flower alphabet punya Stewart Merret untuk huruf K. Tulisannya K for Kumquat. Gini nih contoh pola kristiknya:

image

Langsung keranjingan saya ngristik. Sejenak duduk di tram 1 atau 8 langsung ngeluarin segala tetek bengek ngristik. Turun tram jalan bentar transit kereta di Flinders St station langsung cari kursi kalo harus nunggu kereta. Kluthak kluthik ngristik. Kereta datang cepet-cepet masuk duduk lagi ngristik lagi.

image

Bahkan saat pacaran dengan suami pun ngristik juga hahaha….maaf ya mas dicuekin.

image

Kedanan ngristik. Pikir punya pikir huruf K ini buat apa ya? Ooo saya langsung ingat inisial nama kecil suami saya, Kokok. Baiklah…rencananya huruf ini akan saya pajang di pigura jejer ma inisial nama kecil saya, A untuk Adek. Tapiiii…saya gak punya pola huruf A dari seri fruit and flower alphabet punya Stewart Merret ini.

Jadilah jurus ngomongin kristik gak putus-putus di telinga suami saya dimulai. Pokok diem dikit ngomongin kristik, diem dikit ngomongin kristik. Akhirnya berhasiiiilll…..Suami saya nemu penjual seri fruit and flower alphabet Stewart Merret lengkap di ebay. Beliin dong mas…pliiiis pliiiis pliiisss…..Yup, mantra itu saya ulang teruuuus. Hasilnya hari ini paket buku Stewart Merret datang dari Perth. Bagus bagus beneeerrr….*menurut saya, menurut pak Dian biasa ajah, gak paham bagusnya dimana*

Wes ben, kata orang Jawa. Pokok saya hepiiiii….saya pamerin yaaa isi bukunya. Eh tepatnya isi kotaknya. Jadi Stewart Merret ini jual kotakan isinya pola cross stitch huruf-huruf dari A-Z. Saya pamerin beberapa aja ya.

image

image

Beautiful kaaaannn??? Ya kan? Ya kaaaan?? Jawabnya “kaaaannn” kyakakakaka.

Dan inilah hasil memanfaatkan waktu bengong selama perjalanan saya. K not for Kumquat but for Kokok.

image

Semoga semangat ini tetap menggelora sampai jadi huruf A-nya, A not for Apple but for Adek, nama kecil saya.

Semoga virus ngristik ini menyebar hihihihi

Melbourne, 17 Sept 2015
Salam

my colourful hanging garden

Standard

menyambut spring saya tampilkan karya bertemakan bunga. i love flowers. untuk yang satu ini mungkin saya masuk kategori mainstream bahwa perempuan suka bunga. tak dapat dipungkiri saya sukaaaaa banget. kalo sedang di malang, kota batu sering jadi tempat tujuan demi bisa melihat bunga-bunga. sering kali tiap akhir pekan suami ngantar ke pedagang bunga. pulangnya sampe gak bisa konsen nyetir karena stang sepeda motor penuuuuh tempelan pot-pot bunga. bahkan suatu kali saya pernah beli 40 pot mawar sekaligus hihihi….belum lagi lili tanah, krokot, dahlia dan segambreng tanaman-tanaman yang saya gak tau namanya. plus tanaman sisa-sisa taman kampus yang saya minta ke pak kebun. ketimbang dibuang saya tampung tanamannya *nggilani dot com kekeke*

image

saya inget duluuuuuu di kebun raya Purwodadi pernah dilaksanakan pameran anggrek se-Asia Tenggara. yang mbuka bu Mega sebagai presiden waktu itu. masyaAllah…buaguuuuuus bangeeeetttt. saya ma ibu sampe terbengong-bengong saking bagusnya. belum lagi berbagai pameran bunga di tarekot, taman rekreasi kota Malang. itu juga sering jadi ajang kunjungan liat bunga.

tak cuma itu, di Melben saya rajin datang ke event perbungaan. mulai dari tulip festival di Lylidale, flower festival di Melben Convention Center atau sekedar jalan-jalan di Bunning warehouse di Coburg yang ada kebun bunganya. akhir pekan ini mau ke Lylidale lagi dan juga ke Cherry blossom.  akhir pekan depan mau ke Canberra juga liat Floriade…oww…so happy. pokok gak ada bosennya ke bunga-bungaan.

image

image

tahun lalu juga sempat ke Keukenhof di Belanda. masyaAllah…bunga dimana-mana. no words can describe how happy i was that day. dream come true bener deh.

image

image

nah, secara suka mbunga mbunga maka saya pengen mengabadikan bunga-bunga itu dalam satu karya. di rumah banyak berserakan bunga-bunga dari kain, pita, resleting atau hasil crochet. hmm…lumayan juga kalo disusun jadi “hanging garden”. jadi ini ceritanya pengen naruh bunga-bunga di kain dimana kain ini kemudian dipigura. hasil akhirnya jadi kebun bunga yang bisa dipajang di dinding.

bunga-bunga yang saya pasang di hanging garden ini cara membuatnya ada yang sudah terpampang di blog ini. salah satunya bunga dari resleting dan bunga dari kain felt . ini rancangan tatanan bunganya:

image

tak lupa ikut mejeng beberapa bunga dari hasil crochet atau mbenthel. bunga putih besar di tengah hasil belajar di youtube. ini linknya https://youtu.be/HHllX34FtMg.  ada juga bunga dari kain sisa yang saya pelintir-pelintir dan diberi kelopak bunga dari pita. mawar putih dan kuning  terbuat dari pita. kalo yang satu ini saya tidak bikin sendiri karena lupa caranya. duluuu sudah diajari ibu mertua untuk bikin mawar dari pita tapi sudah lupa hehehe. jadi bunga mawar putih dan kuning saya dapatkan dari toko second hand Savers dekat rumah. kalo bunga rajut agak susah euy nerangkannya. jadi mohon maaf lum bisa menampilkan tutorialnya. oya saya juga pasang beberapa kancing bentuk cinta-cinta untuk mempermanis.

setelah bunga-bunga disusun lalu saya dondomi ke kain dasar. pokok nempel ke kain. trus saya tambahkan sulaman batang dan daun-daun seperti ini:

image

kurang rapi euy sulaman saya kekeke…gakpapa wes gak keliatan banget. saya memang kurang bisa nyulam dari dulu. hasil sulaman saya masih kurang sip.

setelah semua bunga terpasang, batang dan daun juga tersulam, maka tinggal memasang ke pigura. jangan lupa pastikan anda mengukur besar pigura jadi tatanan bunga pas memenuhi bidang pigura.

image

image

image

setelah selesai baru deh dipasang di pigura. karena bunga timbul, maka kaca pigura tidak saya pasang. kelemahannya bunga jadi kena debu. tapi jangan kuatir kan bisa dicuci hehehe…kalo anda bisa beli pigura timbul maka bisa lebih keren lagi. sementara gakpapa gini dulu wong ya pigura dapat hibahan juga dari teman. yang penting cakeeeep.

image

mejeng deh hanging gardennya. brighten up my day 🙂

image

melbourne, 17 sept 2015
salam