Awal membuat blog ini saya cuma pengen punya wadah sendiri dalam mendokumentasikan kegiatan ndondomi. Sekedar menyimpan kenangan apa2 yang sudah saya buat. Kadang saya sendiri ingin menyimpan apa dan bagaimana cara membuat karya2 untuk dilihat lagi di kemudian hari. Tapi seiring dengan waktu, ada sesuatu yang lain. Blog ini sudah menjadi bagian dalam cerita hidup, bahkan menjadi dunia lain yang menenggelamkan saya. Menenggelamkan dalam arti yang baik tentunya. Membawa saya ke dunia kecil penuh warna, penuh keindahan yang menyejukkan mata. Sebuah dunia yang memberi kenyamanan tersendiri.
Anda pernah liat film Julie and Julia? Sebuah film tentang seorang pegawe kantoran Julie Powell yang merasa tak puas dengan dunia kerjanya. Dia frustasi karena pekerjaannya seolah tak menjanjikan apa2 dan tak membawanya kemana-mana. Sampai suatu hari suaminya memberi dia ide untuk menulis blog tentang hobinya, memasak. Blog adalah media murah meriah tak berbayar dengan feature yang cukup memadai. Saat tombol “publish” ditekan seolah-olah penulis sudah berbagi yang dia pikirkan ke dunia. Ada kepuasan tersendiri di sini dimana tak ada aturan atau larangan untuk menyuarakan yang ada di kepala. Tak ada editor yang memberi arahan pun tak ada publisher yang mensyaratkan apa2. Its free…and life needs some space of freedom, right?
Dan lagi blog juga memberi kepuasan karena dia membentuk jati diri anda. Tulisan adalah saksi bisu siapakah si penulis. Blog membentuk portofolio yang menggambarkan kepribadian dan identitas sang penulis. Itu juga yang dirasakan Julie Powell, dia menemukan jati dirinya yang mencintai masak memasak. Dengan menantang dirinya sendiri, Julie berjanji mencoba resep2 masakan Mastering the Art of French Cooking karya koki terkenal idolanya, Julia Child, selama 365 hari. Di awal seolah hanya ibunya yang membaca blognya. Tak dinyana lambat laun makin banyak pembaca blognya. Bahkan sampai tenar dan difilmkan. Betapa bahagianya Julie yang seolah menemukan dunianya.
Saya tentunya tak berharap blog ini difilmkan kwkwkw…siapalah saya. Cuma pengalaman Julie Powell seolah bisa saya rasakan. Bukan berarti saya sebegitu hopelessnya di lab dan di karier, no no no…. saya masih cinta sains dan mengajar. Cuma dunia ndondomi dan blog ini seolah memberi saya ruang dan waktu untuk sekedar merasakan sesuatu yang berbeda.
Di lab bahan yang saya hadapi cuma hitam putih dan merah kwkwkw…sel yang membentuk lingkaran hitam dengan latar belakang putih atau medium yang berwarna merah. Tapi kalo di dunia per-kain-an, per-benang-an dan per-kancing-an maka segala warna bisa saya nikmati. Saya sukaaaaa sekali melihat aneka warna kain dan benang, apalagi memegang-megang kancing aneka bentuk dan warna yang amazingly bright. I love it love it love it. Apalagi kalo sampe karya saya dipake orang. Seneeeng banget rasanya.
Lain cerita dengan blog saya satunya, heartbeat120.wordpress.com. Sampai saat ini saya tak mampu mengisi blog ini lagi. Ada kesedihan tiada tara tiap kali akan menulis. Seharusnya blog ini bisa menjadi wadah berbagi sedikit ilmu karena bidang saya yang dekat dengan per-sel sel-an. Juga ajang curhat karena katanya menulis itu juga terapi. Dengan menulis seseorang bisa menemukan ketenangan. Tapi kesedihan itu tiada tara rasanya. Tiap kali saya menulis, tubuh saya gemetar dan air mata meleleh. Saya tak kuasa berbagi lagi menyusul keguguran 3 kali berturut-turut yang saya alami. Takpapa…kata psikolognya tutup dulu dan buka saat kamu sudah kuasa. You need time to put yourself together.
Jadi untuk sementara ini saya nikmati dulu blog saya ndondomi, a busy crafty little world. Sebuah dunia kecil penuh warna, tempat menikmati kesendirian saya. Juga sebuah dunia tempat berbagi dunia dengan ibu saya, seseorang yang pertama kali mengajari saya ndondomi.
Melbourne, 28 Juni 2016
Salam
*in the lab, waiting for incubation, in tears missing my mom*