Category Archives: Story of my Life

Menu ini mencakup berbagai event dalam hidup saya yang bersinggungan dengan craft yang saya buat. Atau sekedar dokumentasi kejadian-kejadian dalam hidup saya. Selamat berkenalan dengan story of my life :)

Ndondomi, my busy crafty little world

Standard

Awal membuat blog ini saya cuma pengen punya wadah sendiri dalam mendokumentasikan kegiatan ndondomi. Sekedar menyimpan kenangan apa2 yang sudah saya buat. Kadang saya sendiri ingin menyimpan apa dan bagaimana cara membuat karya2 untuk dilihat lagi di kemudian hari. Tapi seiring dengan waktu, ada sesuatu yang lain. Blog ini sudah menjadi bagian dalam cerita hidup, bahkan menjadi dunia lain yang menenggelamkan saya. Menenggelamkan dalam arti yang baik tentunya. Membawa saya ke dunia kecil penuh warna, penuh keindahan yang menyejukkan mata. Sebuah dunia yang memberi kenyamanan tersendiri.

Anda pernah liat film Julie and Julia? Sebuah film tentang seorang pegawe kantoran Julie Powell yang merasa tak puas dengan dunia kerjanya. Dia frustasi karena pekerjaannya seolah tak menjanjikan apa2 dan tak membawanya kemana-mana. Sampai suatu hari suaminya memberi dia ide untuk menulis blog tentang hobinya, memasak. Blog adalah media murah meriah tak berbayar dengan feature yang cukup memadai. Saat tombol “publish” ditekan seolah-olah penulis sudah berbagi yang dia pikirkan ke dunia. Ada kepuasan tersendiri di sini dimana tak ada aturan atau larangan untuk menyuarakan yang ada di kepala. Tak ada editor yang memberi arahan pun tak ada publisher yang mensyaratkan apa2. Its free…and life needs some space of freedom, right?

Dan lagi blog juga memberi kepuasan karena dia membentuk jati diri anda. Tulisan adalah saksi bisu siapakah si penulis. Blog membentuk portofolio yang menggambarkan kepribadian dan identitas sang penulis. Itu juga yang dirasakan Julie Powell, dia menemukan jati dirinya yang mencintai masak memasak. Dengan menantang dirinya sendiri, Julie berjanji mencoba resep2 masakan Mastering the Art of French Cooking karya  koki terkenal idolanya, Julia Child, selama 365 hari. Di awal seolah hanya ibunya yang membaca blognya. Tak dinyana lambat laun makin banyak pembaca blognya. Bahkan sampai tenar dan difilmkan. Betapa bahagianya Julie yang seolah menemukan dunianya.

Saya tentunya tak berharap blog ini difilmkan kwkwkw…siapalah saya. Cuma pengalaman Julie Powell seolah bisa saya rasakan. Bukan berarti saya sebegitu hopelessnya di lab dan di karier, no no no…. saya masih cinta sains dan mengajar. Cuma dunia ndondomi dan blog ini seolah memberi saya ruang dan waktu untuk sekedar merasakan sesuatu yang berbeda.

Di lab bahan yang saya hadapi cuma hitam putih dan merah kwkwkw…sel yang membentuk lingkaran hitam dengan latar belakang putih atau medium yang berwarna merah. Tapi kalo di dunia per-kain-an, per-benang-an dan per-kancing-an maka segala warna bisa saya nikmati. Saya sukaaaaa sekali melihat aneka warna kain dan benang, apalagi memegang-megang kancing aneka bentuk dan warna yang amazingly bright. I love it love it love it. Apalagi kalo sampe karya saya dipake orang. Seneeeng banget rasanya.

Lain cerita dengan blog saya satunya, heartbeat120.wordpress.com. Sampai saat ini saya tak mampu mengisi blog ini lagi. Ada kesedihan tiada tara tiap kali akan menulis. Seharusnya blog ini bisa menjadi wadah berbagi sedikit ilmu karena bidang saya yang dekat dengan per-sel sel-an. Juga ajang curhat karena katanya menulis itu juga terapi. Dengan menulis seseorang bisa menemukan ketenangan. Tapi kesedihan itu tiada tara rasanya. Tiap kali saya menulis, tubuh saya gemetar dan air mata meleleh. Saya tak kuasa berbagi lagi menyusul keguguran 3 kali berturut-turut yang saya alami. Takpapa…kata psikolognya tutup dulu dan buka saat kamu sudah kuasa. You need time to put yourself together.

Jadi untuk sementara ini saya nikmati dulu blog saya ndondomi, a busy crafty little world. Sebuah dunia kecil penuh warna, tempat menikmati kesendirian saya. Juga sebuah dunia tempat berbagi dunia dengan ibu saya, seseorang yang pertama kali mengajari saya ndondomi.

image

Melbourne, 28 Juni 2016
Salam

*in the lab, waiting for incubation, in tears missing my mom*

Yarn Market, Pasar Benang

Standard

Waktu masih culun, cita2 saya ke Australia adalah meliat orang nyukur domba dan melihat-lihat per wool-woolan secara Ausi adalah negara produsen wool nomer satu sedunia. Jaman master cita2 ini tidak kesampaian. Baru di awal2 PhD lah saya malah bisa liat Wool Festival. Waktu itu sekitar mid 2012 bareng teman2 saya sesama manusia lab, Anas dan Edwin. Kami bertiga naik V-line menuju Bendigo.

photogrid_1464576882656.jpg

tiga manusia lab, anas, edwin dan saya

Kota kecil ini termasuk salah satu sentra produksi wool di Melbourne. Ada sebuah pabrik penghasil wool bernama Bendigo Woollens Mills di situ. Anda bisa melihat profil sentra ini di http://www.bendigowollenmills.com.au. Berbagai macam benang wool bisa anda liat di situ. Saya sendiri sudah tiga kali ke kota ini tapi kok ya gak mampir pabriknya kekeke….Malah sibuk foto di Sacred Heart Cathedral yang menjadi salah satu daya tarik wisata di kota ini.

fb_img_1464576593655.jpg

saya dan suami saat liburan musim panas 2013

Di festival itu kami liat kompetisi cukur domba, fashion show, craft show sampai cooking show bertema domba.

photogrid_1464576937603.jpg

fashion show baju2 berbahan dasar wool

photogrid_1464577046068.jpg

searah jarum jam : domba gondrong, tangan saya memegang wool hasil cukuran, salah satu pencukur dan lomba mencukur domba

photogrid_1464576980271.jpg

masak memasak domba

It was fun…kami bertiga jalan2 cukup lama menikmati festival wool ini. Akhirnya kesampaian cita2 saya liat cukur domba.

Nah hari minggu kemaren kembali saya mengunjungi sebuah event per-benang woll-an. YARN MARKET di Coburg Town Hall.

20160529_135624.jpg

 

20160529_143134.jpg

bu lemu mejeng duyuu

Di aula gedung ini berjajar-jajar meja penjual berbagai macam benang. Ada yang sudah dipintal ada yang masih berbentuk seperti kapas.

20160529_142559.jpg

gumpalan2 wool yang sudah lebih tertata seratnya

 

20160529_141636.jpg

salah satu stand

Ada yang jual karya2 dari benang wool semacam boneka, topi, syal sampe jaket2.

20160529_142541.jpg

ada juga boneka ayam, domba dan penguin

20160529_141155.jpg

me and Margaret

20160529_141122.jpg

bunga2 pansies hasil crochet Margaret

Ada yang jual tas, kancing lukis dan buku-buku craft.

photogrid_1464577798475.jpg

para pemilik stand, ada yang jual tas, buku dan kancing lukis

Yang paling menarik adalah saya akhirnya bisa melihat alat2 pemintal benang dan paham bagaimana gumpalan-gumpalan wool bisa berubah menjadi benang. Anda coba liat foto di bawah ini

20160529_141834.jpg

gumpalan2 wool berwarna pink dan alat pintal seperti gasing

Ada gumpalan pink seperti kapas. Itu adalah wool yang belum diubah menjadi benang. Nah alat seperti mainan gasing di atasnya adalah alat sederhana untuk mengubah gumpalan itu menjadi benang. Jadi gumpalan wool dipelintir pelintir trus dikaitkan ke alat yang bisa berputar seperti benang. Akhirnya gumpalan2 akan tertarik dan memadat membentuk benang. Bisa diatur ketebalan benang jadi bisa diatur tekstur benang yang dihasilkan.

20160529_141749.jpg

salah satu pemilik stand mengajari cara memintal wool dengan alat semacam gasing

Juga ada alat semacam mesin jahit dari kayu yang kalo pedalnya diinjek bisa muter2 mintal benang.

20160529_142652.jpg

alat pintal benang dengan pedal

Oww…what a great recreation after all those long nights in the lab.

20160529_143441.jpg

Om Dian leyeh leyeh di bawah pohon setelah menemani liat2 benang

Melbourne, 30 Mei 2016
Salam

Cheeky snowman

Standard

setiap tengah tahun Melbourne mengalami musim dingin atau winter. suhu turun di bawah 15 derajat sampe minus 5 derajat. dingiiiiiin….. tapi walo musim dingin tidak ada salju di tengah kota Melbourne. untuk melihat salju kami harus menuju daerah dataran tinggi sekitar 1-4 jam perjalanan dengan mobil dari pusat kota.

hampir tiap tahun saya berwisata salju selama di Melbourne. yang paling saya suka adalah acara membuat manusia salju selain ber-toboggan atau berprosotan ria. ski tidak pernah saya coba secara takut kepleset bo. ada 3 tempat wisata salju yang sudah saya kunjungi, Mt. Buller, Mt. Baw Baw dan Lake Mountain. semuanya menyenangkan secara saya suka banget bikin manusia salju. kadang males sih mbayangin berangkatnya karena dingin, tapi kalo sudah di sana suka lupa diri kekekeke.

nah, secara saya suka pernak pernik maka manusia salju yang tercipta pun penuh nak nik. ada manusia salju yang dikalungi syal AREMA sebagai penanda identitas ke-AREMA-an saya. ada yang pake topi tidur, ada pula yang pake topi pet. pernak pernik saya bikin dari wortel, daun dan kain felt.

image

saya bikin snowman ini bareng-bareng teman-teman ADS waktu ke Lake Mountain. dapat juara kedua lho…hadiahnya coklat hehehe…ini evi teman saya yang mbantuin bikin snowman.

image

trus yang kedua bikin snowman lagi pas jalan-jalan bareng ibu2 di sekitaran rumah ke Mt. Baw Baw. Kali ini snowmannya mini-mini. sudah saya bikinkan topi dari rumah. plus saya bawa kain felt untuk mata dan mulutnya. hidungnya tetep pake wortel.

image

ini nadia anaknya chicca tetangga saya di mitchel street. dia ikutan bikin dan foto-foto.

image

kemaren sabtu kami ikut lagi berwisata salju. kali ini ikut rombongan Indomelb-nya mas Joey Saberaha ke Mt. Buller. kali ini snowmannya lebih cheeky secara saya mau bikin snowman cewek. buat merayakan persaudarian dengan ibu-ibu temen seperjuangan di Melbourne ini. ceritanya pengen bikin tiruan ibu-ibu JRR cabang Melbourne kekekeke…walo hujan salju rumpi teuteup jalan teruuuuusss kikikiki. saya bawa topi pet, bantal cinta, syal dari kerudung segi empat plus wadah jarum bentuk bunga yang sudah dibikin sebelumnya. mata saya bikin lentik dengan aksen bulu mata di sudut-sudutnya. oww…so cheeky deh snowmannya.

image

image

image

image

image

sukaaaa banget bikin snowman. lucuw lucuw bangeeeettt….

oya, kain felt kalo kena salju langsung nempel kok. jadi jangan kuatir enak dan mudah dipake untuk mempercantik si manusia salju.

hope it inspires siapa-siapa yang pengen berwisata salju.

melbourne, 27 juli 2015
salam
*setelah absen lamaaaaa gak ngeblog*

Tutup Gelas Cantik

Standard

Buka-buka file FB lama jadi ingat jaman mencoba berwirausaha dengan adik saya Eka Wahyu Miratih. Sepertinya kami berdua penyuka pernak-pernik craft. Jadilah kami berkolaborasi membuat tutup gelas cantik dan menjualnya. Ibu mertua saya yang mengajari cara membuat hasta karya ini. Belum sempat berkembang usaha bersama ini harus kami sudahi karena kesibukan masing-masing. Juga saya sudah harus berangkat ke Melbourne untuk sekolah lagi. Tapi kami berdua berhasil berkolaborasi membuat banyak tutup gelas cantik untuk souvenir nikahan saya sendiri. Waktu itu kami menyiapkan sekitar 500 biji tutup gelas untuk dijadikan souvenir. Alhamdulillah kreasi sendiri bisa ikut mensukseskan kisah hidup hehehe…

Ini dia sedikit foto-foto nikahan saya dengan mas Dian pada 4 September 2011 yang lalu.

329345_10150321203536799_153159043_o301256_10150321209556799_2065701891_n

294331_10150321210021799_44675710_n(1)

321565_10150321209341799_950348577_n

Sedangkan contoh tutup gelas yang kami buat adalah sebagai berikut :

227434_10150174110776799_8372996_n 228245_10150174110846799_961942_n 230149_10150174111106799_2427060_n 247858_10150205425971799_4345143_n 247858_10150205425976799_6327227_n 250363_10150205426491799_5197240_n 250363_10150205426496799_5399719_n 251194_10150205431166799_4394689_n 251194_10150205431171799_4499268_n 251194_10150205431181799_4814335_n

Bagaimana cara membuatnya?

Kami membuat dari tutup gelas plastik murah meriah, kain (ada yang sengaja kami beli baru atau kain sisa-sisa jaitan), manik-manik emas maupun perak, bunga dan daun siap pake yang bisa dibeli di toko-toko asesoris menjahit serta lem tembak sebagai perekat.

Pertama kami potong kain berbentuk bujur sangkar dengan ukuran selebar tutup gelas. Sengaja agak kami lebihkan besarnya untuk memastikan kain cukup menutupi tutup gelas. Selanjutnya tepat di tengah-tengah bujur sangkar tersebut kain digunting. Guntingan ini membentuk silang di tengah. Guntingan tidak perlu terlalu lebar asal bagian pegangan tutup gelas bisa masuk. Selanjutnya kain yang sudah tergunting tengahnya dipasang di bagian atas tutup gelas. Dengan adanya guntingan maka bagian pegangan tutup gelas muncul di tengah lingkaran sementara kain ditarik ke pinggir-pinggir tutup gelas supaya bisa menutup bagian atas tutup gelas dengan rapi. Sisa-sisa kain kemudian digunting mengikuti lingkaran tutup gelas. Oya, sebelumnya sepanjang pinggir tutup gelas diberi lem untuk merekatkan kain ke tutup gelas. Jika ingin membuat tutup gelas dengan aksen jaring-jaring, maka setelah kain terpasang rapi selanjutnya kain jaring dipasang di atasnya seperti cara memasang kain di bawahnya. Lalu pinggiran tutup gelas diberi hiasan manik-manik emas maupun silver dengan bantuan lem tembak.

Langkah kedua adalah menghias bagian pegangan tutup gelas. Sama dengan pinggiran tutup gelas, pegangan tutup gelas dihias dengan manik-manik. Kami pastikan manik-manik menutup rapi pegangan tutup gelas dan juga guntingan kain di tengah-tengah. Untuk mempermanis kami pasang daun dan bunga siap pakai. Jadi deh.

Satu persatu tutup gelas kami masukkan plastik dan diikat dengan kawat emas sebagai pemanis. Pretty… 🙂

Hope it gives you idea!

Melbourne, 21 Sept 2014

Salam

Kalung Manik dari Makcik

Standard

Senangnya saya mendapat kesempatan walau sebentar untuk berkunjung ke Flores di bulan Maret-April 2014 lalu. Bertemu orang tua, kakak dan adik saya. Its such a heaven untuk bisa berkumpul dengan keluarga setelah hampir dua tahun saya tidak bertemu mereka. Kepulangan kami kali ini sebenarnya bukan untuk liburan. Berita sedih datang dari tanah air waktu itu. Bapak mertua saya meninggal dunia dikarenakan sakit. Berita yang cukup mengejutkan karena beliau tidak sakit sebelumnya. Namun Allah sudah berkehendak untuk memanggil beliau ke sisiNya. Such a hard time for both of us especially for my husband. Setelah semingguan kami di Solo mengikuti tahlilan untuk Alm. Bapak Soepratno, selanjutnya kami mampir sebentar ke Flores untuk bertemu keluarga saya. Mungkin juga sedikit hiburan untuk suami. Jalan-jalan ke pedalaman.

Awalnya kami mendarat di Kupang dari Yogyakarta. Menginap semalam di Kupang dan melanjutkan perjalanan ke Larantuka di pagi harinya. Mendarat di bandara Gewayantana sekitar jam 9 pagi, adik saya sudah menunggu di bandara. Bersama kami menuju rumah kontrakan adik saya. Melepas rindu sebentar, sarapan dan ngobrol-ngobrol dengan adik dan istrinya.

IMG_2370

TransNusa dari Kupang ke Larantuka

IMG_2372

Bandara Gewayantana Larantuka

Selanjutnya kami naik kapal kayu menyeberang di Tanah Merah menuju pulau abah ibu saya di Adonara.

IMG_2375

Pak Dian tercinta

IMG_2376

Adik dan istrinya

IMG_2377

me and my lil bro

Di ujung penyeberangan sudah menunggu mobil pick up yang sudah dipesan abah saya untuk menjemput kami. Hampir sejam kami naik pick up sampailah di rumah abah ibu saya. Owww…so happy. I miss my parents so bad and so it was a great time for me. Dua hari kami habiskan di kampung. Melihat renovasi rumah abah ibu, masak pisang goreng, bakar ikan, liat bebek peliharaan ibu dan mengunjungi kandang kambing peliharaan abah.

WP_20140330_003WP_20140330_006WP_20140330_005WP_20140330_010

rumah abah ibu yang masih dalam tahap renovasi

WP_20140330_033

ibu dan dapur barunya

WP_20140330_016

ibu di dapur lama

WP_20140330_028

ibu dan kebunnya di belakang rumah

WP_20140330_019

bebek-bebek peliharaan ibu

IMG_2399

bunga desa yang membengkak kwkwkw….dengan parang, senjata khas orang Flores, di pathok Dusun Tada Desa Wewit

IMG_2419

abah dan kambing-kambing peliharaannya

IMG_2431

Pak Dian dan kambing-kambing mertua

IMG_2440

us

IMG_2446

pulang pergi menuju kebun dan kandang kambing naik pick up

IMG_2449

dengan ibu yang teler kecapekan

IMG_2435

pose depan rumah kosong di kebun

WP_20140329_009

bakar ikan dalam rumah hehehe

Juga sholat berjamaah dan mengaji dengan anak-anak di masjid waqaf kakek saya yang berada tak jauh dari rumah abah ibu. Selepas mengaji iqro’ mereka membaca buku hasil donasi beberapa teman saya dan makan malam di rumah.

WP_20140328_005IMG_2390IMG_2387

Bersama abah ibu selanjutnya kami menuju rumah kakak saya di Lembata. Dia sedang hamil besar hampir melahirkan waktu itu. Naik kapal kayu dari Waiwerang kami berangkat pagi-pagi. Setelah 4 jam kemudian kami sampai di Lembata.

WP_20140331_003

naik truk menuju pelabuhan

WP_20140331_006

di Terong menunggu kapal ke Lembata

WP_20140331_005

WP_20140331_010WP_20140331_009

Di sana abah menyembelih kambing untuk kami sate hahaha….Adik saya dan istrinya menyusul besoknya. Bersama kami sibuk masak gule, mbakar sate dan tentu saja bercengkerama selayaknya dulu saat kami masih bersama. what a family.

WP_20140401_001 WP_20140401_004WP_20140401_015

WP_20140401_014

pesta sate

WP_20140401_011

three of us, Faridah Ningsih AS, Zubaidah Ningsih AS dan Fakhruddin Khasbullah Saleh Atasoge

Kami juga menikmati wisata pasar malam dimana kami bisa membeli ikan dan langsung dibakar dengan bumbu yang sedaaaaap.

WP_20140331_020

pasar di Lembata

WP_20140331_021

beli ikan langsung dimasak

WP_20140331_026

makan makan ikan bakar hasil beli di pasar

Nah apa bagian craftingnya? Tidak banyak sebenarnya secara kami berangkat mendadak. Tak banyak yang bisa saya bawa untuk keponakan-keponakan saya. Hanya beberapa buku, boneka barbie dan sekotak manik-manik kayu yang saya beli di Solo. Manik-manik ini bisa dirangkai untuk dijadikan kalung, gelang atau asesoris lainnya. Manik-manik berbagai warna ini sudah jadi tinggal dimasukkan senar plastik untuk kemudian dijadikan kalung. Jadi bukan yang murni handmade buatan makcik buat ponakan-ponakannya hehehe…tapi gakpapa lumayan bikin mereka sibuk. Ini dia foto-foto mereka bergaya dengan kalung manik yang mereka buat sendiri.

WP_20140331_016 WP_20140331_014 WP_20140331_011

Dan kalung tetap dipake saat main jual-jualan dengan makcik besoknya.

WP_20140402_012 WP_20140402_011 WP_20140402_010

Dan akhirnya waktu untuk kembali ke Melbourne telah datang. We have to say goodbye to our family. Takpapa, insyaAllah segera kelar sekolahnya dan balik lagi ke Indonesia.

our family

our family

Till we meet again.

di bandara Wunopito Lembata untuk selanjutnya terbang ke Kupang-Denpasar-Melbourne

di bandara Wunopito Lembata untuk selanjutnya terbang ke Kupang-Denpasar-Melbourne

Melburne, 14 Sept 2014

Salam