Monthly Archives: August 2014

Menyiapkan pelipit

Standard

Bahasa inggrisnya “bias binding”, bahasa Indonesianya “pelipit”, kain tambahan yang digunakan untuk mempermanis pinggiran sebuah jahitan. Bisa dipasang di pinggir taplak, tas, dompet, sarung bantal bahkan baju. Itulah topik kali ini.

Dulu ibu saya yang mengajari bagaimana membuat pelipit. Dengan metode ini, dibutuhkan keahlian tinggi untuk mengira-ngira apakah jahitan atas dan bawah tidak saling menindih pelipit. Terus terang sampai sekarang saya belum bisa melakukan ini kekeke…entah kenapa pelipit saya selalu tidak serapi hasil ibu dan mencang mencong. Oleh karenanya seneng banget ketika bisa menemukan cara baru memasang pelipit. Memang lebih ribet dibanding cara ibu, tapi sepertinya tingkat keberhasilannya lebih tinggi :p

Pertama-tama saya siapkan kain yang akan dijadikan pelipit. Kain ini berupa kain yang tidak terlalu lebar tetapi panjang. Misalnya anda ingin membuat pelipit selebar 1 cm, maka lebar kain yang anda butuhkan sekitar 4 cm sedangkan panjang kain disesuaikan dengan panjang atau keliling pinggiran yang ingin kita beri pelipit. Jangan lupa sisakan sekitar 5 cm untuk tekukan di ujung pelipit supaya rapi.

Kedua, kain saya lipat menjadi dua dan saya setrika. Jadi ada garis tepat di tengah-tengah sepanjang sisi panjang kain. Selanjutnya salah satu pinggir kain saya lipat lagi dimana ujung kain bertemu dengan garis tengah yang sudah saya buat. Demikian juga dengan sisi satunya, saya lipat ke dalam sehingga bertemu dengan garis tengah. Jadi saya punya dua tepi kain yang bertemu di garis tengah.

10578013_10152359848076799_779851497_n

Kain dilipat menjadi dua (foto kiri) selanjutnya disetrika (foto kanan)

10599544_10152359866576799_5113022790131691205_n(1)

Tepi kain ditemukan di tengah-tengah (foto kiri) dan selanjutnya disetrika (kanan)

Ketiga, saya katupkan kedua sisi kain yang sudah tertekuk ke bagian tengah. Jadilah saya punya pelipit selebar 1 cm yang siap saya pasangkan ke jahitan. Prinsip dari ketiga tahap ini adalah kita punya garis-garis yang membagi pelipit menjadi 4 bagian yang sama lebar. Garis ini yang akan menjadi pemandu kita dalam menjahit pelipit sehingga rapi.

WP_20140801_015

Sebenarnya ada mesin yang diciptakan untuk membuat pelipit secara otomatis tanpa kita harus menyetrika manual seperti tahap di atas. Jadi kita tinggal memasukkan kain yang ingin kita jadikan pelipit dan mesin ini yang akan otomatis membagi kain. Tapiiii…harganya mahal hiks hiks. Saya cek masih seharga $165 dan belum turun-turun mulai saya menginjakkan kembali kaki ke benua kangguru ini sampai sekarang. So, menabung dulu yang rajin untuk membelinya.

Sebelum lanjut ke bagian bagaimana memasang pelipit ke bahan jahitan, mungkin ada pembaca yang ingin bertanya bagaimana jika kain yang akan kita pakai sebagai pelipit kurang panjang? Tentu saja kita harus menyambung kain sampai mencapai panjang sesuai kebutuhan. Ada beberapa tips yang ingin saya bagi dalam mempersiapkan bahan pelipit.

1. Potonglah kain menyerong, jangan memanjang. Jadi jika anda punya selembar kain, maka jangan digunting mengikuti panjang dan lebarnya. Potonglah secara diagonal. Mengapa? Karena jika kain dipotong diagonal, maka serat-seratnya akan mudah mengikuti bentuk bahan yang dipelipit dibanding serat kain horizontal maupun vertikal. Misal anda harus membuat tas laptop yang berbentuk kotak. Di pojok tas, pelipit anda harus dengan luwes bisa mengikuti bentuk belokan. Di sinilah serat kain diagonal memberi fleksibilitas sehingga pojokan tas bisa terbungkus pelipit dengan rapi dan tidak melintir.

2. Sambunglah ujung-ujung kain pelipit secara diagonal. Artinya jangan memotong tegak lurus ujung-ujung kain pelipit yang akan disambung, tetapi potonglah secara diagonal (miring). Mengapa? Karena saat ditekuk, bagian dalam sambungan akan terlihat rapi sebab tumpukan kain akan tersebar sepanjang tekukan. Tidak seperti kalau anda memotong tegak lurus ujung pelipit. Sambungan ini akan menumpuk sehingga timbul saat pelipit dipasang ke bahan jaitan.

3. Saat menyambung, temukan bagian kain yang bagus dengan bagian kain yang bagus dimana sisi diagonal kain bertemu. Untuk memastikan bahwa sambungan akan menghasilkan sambungan yang lurus, anda bisa memasang jarum pentul dan lihat apakah posisi sambungan sudah bagus. Jika belum lurus, maju mundurkan ujung-ujung diagonal sampe akhirnya sambungan lurus.

4. Selanjutnya buka jaitan bagian dalam dan setrikalah bagian ini sehingga sambungan terbuka dan kain tidak menumpuk. Rapikan sambungan pelipit dengan memotong kelebihan kain yang muncul dari sambungan. Semoga foto-foto di bawah ini bisa memberikan gambaran bagaimana menyambung pelipit :p

 

photovisi-download

Foto kiri menunjukkan potongan diagonal ujung kain yang akan disambung dan cara menempatkan sambungan. Selanjutnya kedua kain ini dijahit. Foto tengah menunjukkan jahitan yang sudah dibuka dan disetrika. Kelebihan kain di sambungan (segitiga kecil) digunting untuk merapikan sambungan.

Semoga tutorial ini bermanfaat bagi pembaca :). Saya akan mencoba melanjutkan di postingan berikutnya tentang cara memasang pelipit ke bahan jahitan yang ingin dipelipit.

Melbourne, 7 Agustus 2014
Salam

Thimble, pelindung jari saat “ndondomi”

Standard

Kali ini saya ingin berbagi tentang pernak-pernik menjahit, yaitu alat-alat kecil yang digunakan untuk menjahit. Thimble, demikian alat ini disebut. Saya kurang tau apa istilahnya dalam bahasa Indonesia. Fungsi utama thimble adalah melindungi ujung jari yang digunakan untuk mendorong jarum saat menjahit. Tiap kali kita menjahit menggunakan tangan, tentu kita harus memberikan dorongan ke jarum agar bisa menembus kain. Jika kain yang kita jahit tipis, tentu tak banyak tekanan yang harus kita berikan. Tetapi kalo kain yang kita jahit tebal dan keras, diperlukan tekanan keras untuk mendorong jarum. Nah di sinilah thimble berperan.

Cara penggunaan thimble sangat mudah, cukup kita pasangkan di ujung jari. Biasanya kita memegang jarum diantara jari telunjuk dengan ibu jari. Thimble kita pasang di ujung jari tengah. Ibu jari dan telunjuk berperan menempatkan jarum di titik dimana kita menjahit sekaligus menarik jarum. Maka kedua jari ini kita biarkan bebas bergerak. Sedangkan jari tengah yang sudah dipasangi thimble bertugas mendorong jarum sampai menembus kain dan mudah ditarik oleh ibu jari dan telunjuk.

Gambar di bawah ini menunjukkan secara sekilas bagaimana menggunakan thimble (warna oranye). Foto diambil ketika saya menjahit Velcro untuk tempat tablet suami. Velcro ini sudah dilengkapi dengan lem di belakang sehingga kita tinggal menempelkannya ke kain. Hanya saja lem ini lama kelamaan akan habis dan Velcro akan lepas. Oleh karenanya saya jahit Velcro ke kain.

WP_20140802_014

WP_20140802_015

Velcro sendiri sudah keras dan lem membuat jarum susah ditarik, maka saya manfaatkan thimble yang tersedia di antara peralatan jahit saya. Seperti tertulis di atas, ujung thimble saya gunakan untuk mendorong ujung jarum sampai jarum bisa melewati kain dan bisa ditarik. Ujung thimble biasanya bertekstur dan tidak licin supaya ujung jarum bisa terposisikan secara tepat dan tidak mudah meleset saat kita mendorong jarum.

Thimble juga sering digunakan saat kita harus menjahit dengan tangan dalam kurun waktu yang panjang. Misal dalam proses “quilting” menggunakan tangan, maka thimble digunakan supaya tangan tidak terluka karena terlalu sering digunakan untuk mendorong jarum. Walaupun kain quilting biasanya tidak keras, namun menjahit dalam waktu lama bisa melukai tangan. And here it is, sang penyelamat jari saat “ndondomi”

And that’s it. Velcro sudah terpasang dan tutorial untuk menggunakan thimble telah selesai. Semoga bermanfaat 

Brisbane, 6 Agustus 2014
Salam