Monthly Archives: June 2018

Bedding for miss Thumbelina

Standard

Aline itu lahir di usia kehamilan 36 minggu. Situasi emergency karena tensi saya naik terus dan air ketuban makin menipis. Saya sempat opname demi menunda kelahiran supaya Aline lebih tua di dalam rahim. Akhirnya dia dilahirkan via c-section dengan berat badan 2.6 kg. Tapi alhamdulillah all is good jadi dia tidak perlu diinkubator walopun mungil mrengkil. There she is, my putri sakjempol, my Thumbelina.

Dan buat si putri sakjempol, Utindut-nya (tante saya) telah menjahitkan sprei, sarung bantal dan selimut 3 set buat Aline. Saat hamil tua saya sudah tidak bisa menjahit karena memang perut sudah besar dan dokter meminta bed rest demi keselamatan Aline di perut. Dengan tensi terus naik resiko yang ada adalah bayi bisa meninggal sewaktu waktu di dalam perut. Jadi saya usahakan full bed rest. Akhirnya Utindut yang menjahitkan bedding buat Aline.

Kami beli box bayi second murmer dari grup FB yang khusus jualan pernak pernik bayi dan anak-anak khususnya di area Malang. Box ini dijual lengkap dengan kasur, selimut, bantal, bumper dan kelambu. Baca punya baca, bumper sudah di-ban di beberapa negara karena resiko bayi meninggal mendadak akibat tidak bisa bernafas waktu wajahnya tertutup selimut, bantal atau bumper. Jadi saya menggagalkan rencana membuat bumper. Bantal selimut saya masih bikin karena Malang kadang masih duingin suhunya. 

Here she is, my Thumbelina di tempat tidurnya yang kegedean. Lengkap dengan selimut dan bantal cantik-cantik karya Utindut (Uti Gendut hihihi)

Putri sakjempol

Aline dan Utindut

Malang, 29 Juni 2018
 

Aline’s little feet

Standard

Akhirnya terbuka lagi lembar baru blog ini. Tahun 2017-2018 adalah tahun bersejarah buat saya dan suami. Tahun 2017 kami mulai program hamil keempat sesampai di Indonesia. Promil menjadi misi utama sesampai di Indonesia secara 3 kali promil kami di Australia belum membuahkan hasil. Januari awal promil dimulai dengan bertemu dr. Nuke. Selama 5 bulan kami bolak balik menemui beliau. Tiga bulan saya terapi hormon agar ovum segera matang. Tapi sayang terapi ini takberbuah hasil. Dari dr. Nuke ini kami dirujuk menemui dr. Sutrisno di Melati Husada untuk melakukan ovarian drilling. Intinya terapi hormon tidak berhasil maka kami berganti ke terapi bedah. Kenapa bedah? Karena dr. Sutrisno ahli laparoskopi untuk “memperbaiki” ovarium saya melalui tindakan operasi bedah.

Singkat cerita, saya hamil (lagi), ngeflek lagi, bedrest lagi, nangis lagi, riwa riwi RS lagi, minam minum obat lagi….tapiii…bayi berkembang (alhamdulillah) dan akhirnya saya melahirkan di akhir mei 2018.

Dan inilah bayi cewek mungil kami yang bernama Aline Kinar Kamaratih. Syukur takterkira kami bahwa Allah mengijabahi promil kali ini.

My petite Aline

Lagi setengah bobo

Punya anak artinya saya punya object of my craftfection. Seseorang yang akan menjadi obyek percraftingan sebagai wujud kasih sayang padanya. Apalagi cewek…wuhuuu…love you full Aline.

Nah…sebelum hamil Aline saya sudah pernah praktek membuat sepatu rajut buat bayi. Modelnya macam sepatu kets. Bahannya dari wool khusus bayi yang lembuuuut. Waktu bikin saya kira sepatu ini kekecilan jadi gak saya hadiahkan ke siapa-siapa. Saya simpan saja jadi hiasan hihihi…

Hari ini sambil menyusui Aline saya coba ukur kaki Aline. Eh kayaknya kok cocok ya. Pas dia tidur saya coba pasangkan sepatu rajut ini. Eh…cocok saudara saudara….yuhuuu…

Happy happy…so this is my first craftfection for you my petite Aline. My cinta, my darling, my muah muah…

My cinta, my darling, my muah muah

Malang, 27 Juni 2018

Salam