Category Archives: Craft for Kids

Craft for Kids adalah menu tempat saya berbagi hasil karya saya yang berkaitan dengan anak2. Entah hasta karya sebagai hadiah untuk mereka ataupun hasta karya untuk pembelajaran anak2 di TPA Brunswick, Melbourne. Saya percaya pembelajaran usia dini adalah pondasi pendidikan yang teramat penting. Dengan bermain dan berkreasi, saya berharap anak2 dapat mengembangkan daya imajinasi dan kreasi mereka untuk bekal pendidikan di kemudian hari.

Cherry blossom hanging garden

Standard

Saya punya pengunjung tetap di workshop “ndondomi” di mitchell st ini. Dua kakak beradik Aretha dan Arrayah. Sore tadi mereka ke rumah dengan mamanya untuk mencicipi kue lemper buatan saya. Tiba2 Aretha berbisik “tante Zu, where is the gift that you have promised me for my birthday?”. Dhieeeerrr…utang saya belum terbayar kekeke…never make promise to a child, they have elephant memory.

“Hmm….why dont we make the gift together” sahut saya. Let’s make the hanging garden. Hanging garden ini adalah pigura berisi bunga2 semacam di post saya yang ini. Saat duo A ini datang, saya sedang membuat bunga2 cherry blossom dari benang sisa2 proyek 5000 poppies saya. Saya ngikut tutorial di link ini https://youtu.be/dQeq7Hci_qU. Dan sudah kudungan (baca : kuduga) mereka pasti akan berbinar-binar melihat bunga2 kecil itu. Eaaa…langsung deh dicomot bunga2 itu.

20160531_174540.jpg

cherry blossom hanging garden

Yap, baiklah mari kita mulai proyeknya. Saya ambil pigura kayu di rumah. Saya buka dan pisahkan kacanya. Lalu Aretha mengukur kain belacu yang diperlukan. Dia menggambar persegi panjang sebesar bagian dalam pigura di kain belacu. Lalu memotong kainnya dengan melebihi sekitar 2-3 cm dari ukuran bagian dalam pigura. Kain ini menjadi dasar tempat menempelkan bunga2.

Lalu dengan spidol khusus kain dia mulai menggambar ranting2 dan bulatan2 kecil untuk mempermanis hanging gardennya. Ini spidol yang saya pake,

image

Spidol kain Crayola

Spidol ini tahan air jadi walo dicuci tidak luntur. Normalnya setelah digambar kain harus disetrika dengan terlebih dahulu dilapisi kain di atasnya. Disetrika bolak balik selama 4 menit. Supaya tinta kering sempurna. Tapi kali ini karena hanging garden tidak untuk dicuci maka gakpapa tidak disetrika. Setelah selesai menggambar, bunga2 cherry blossomnya ditempel dengan lem bakar dan dikasih kancing tengahnya. Terus kain dipasang di pigura dan kain lebihan di belakangnya kami rapikan. Khusus untuk proyek ini kaca pigura tidak kami pasang karena bunga2nya timbul. Jadi tidak bisa dipres dengan kaca. Mungkin seharusnya pake pigura timbul. Tapi gakpapa sementara begini saja.

Jadinya seperti ini nih.

20160531_174530.jpg

birthday gift for Aretha

Tak mau kalah Arrayah pengen juga. Masalahnya saya tidak punya pigura lagi *grin*. Takkurang akal saya ingat ada pidangan kayu yang saya beli kapan itu. Dengan teknik yang sama Arrayah menggambar hanging gardennya. Cuma kali ini kain tidak kami pasang di pigura. Tapi kami pasang di pidangan.

image

Arrayah sibuk menggambar

image

beautiful hanging garden secantik senyum duo A

Wuhuuyyy…cakeeep, secakep senyum duo A. Glad that you both like it.

Melbourne, 31 Mei 2016
Salam

Sains, Kerajinan Tangan dan Literasi : Kenapa Tidak?

Standard

Ada yang lagi bahagia nih, seseorang yang menemukan jalan untuk bisa mengawinkan berbagai hobinya dalam satu forum. Hobi di bidang sains, hobi di bidang kerajinan tangan dan hobi mengajar anak-anak. Bekerjasama dengan rekan dosen Fakultas Sastra Unesa, Ibu Pratiwi Retnaningdyah yang sedang menyelesaikan S3 di Melbourne University, kami menggagas sebuah acara TPA Brunswick holiday program bertajuk SATURDAY SCIENCE LITERACRAFT, Building literacy through crafting. Acara ini dilaksanakan di Surau Kita, Sabtu 4 April 2015 yang lalu. Apa yang ingin kami capai dengan adanya acara ini?

1. bahwa melalui crafting anak-anak bisa meningkatkan ke-literasi-annya, yaitu kemampuan dalam membaca dan menulis

2. melalui crafting anak-anak bisa belajar konsep ilmu alam

3. terjembataninya gap kemampuan otak kiri yang identik dengan kemampuan di bidang sains dengan kemampuan otak kanan yang menjadi pusat rasa dan kreasi

4. terjembataninya ilmu alam dengan ilmu sosial

Seperti yang diutarakan oleh Sylvia A. Ware**, pengajaran kimia (atau sains pada umumnya) seharusnyalah menggunakan perspektif sosial. Apa maksudnya? Bahwa sains semestinya disesuaikan dengan konteks masyarakat sehingga baik para saintis, non-saintis sampe ke pengambil keputusan bisa saling bekerjasama untuk menangani masalah2 yang berkaitan dengan sains. Dengan demikian maka manfaat pembelajaran sains bisa merambah sampai ke masyarakat dan lingkungan dan tidak berhenti kepada para pelajar saja.

Dilandasi hal-hal di atas maka muncullah ide menggabungkan dunia kimia dengan dunia literasi melalui kerjasama saya dengan ibu Tiwi. Kajian lengkap bu Tiwi tentang acara dari kacamata literasi dapat dinikmati di dua tulisan ini, Literacraft: Bringing Literacy to Life through Crafting dan The Uses of Literacraft. Sedang saya ingin mengulas apa manfaat crafting (kerajinan tangan) untuk sains maupun literasi di bidang sains itu sendiri.

Saya pernah menulis di note FB saya Mengapa Kimia Serasa Sulit? Tulisan membahas analisa penyebab kimia atau sains pada umumnya menjadi sulit dipahami. Saya tulis kembali beberapa paragraf yang saya tulis:

Mengapa kimia seakan tetap tak bisa banyak bicara di kehidupan masyarakat? Kembali ke pemaparan Sylvia, beliau menyatakan bahwa untuk mencapai kondisi ideal itu, pengajaran kimia harus melalui tiga tahapan, yaitu :

1. tahap makroskopis, yaitu bagaimana gambaran global manfaat suatu konsep kimia dalam kehidupan sehari-hari

2. tahap molekuler, yaitu bagaimana penjelasan pada skala molekuler suatu konsep kimia

3. tahap simbolik, yaitu bagaimana penggunaan simbol, model ataupun persamaan matematis untuk mewakili konsep kimia

Kegagalan meramu informasi sampai bisa melewati tiga tahap tersebut di atas akan membuat pembelajaran suatu konsep kimia menjadi timpang. Seorang pelajar mungkin akan terfokus pada tahap ketiga saja dan melewatkan tahap 1 dan 2 sehingga ia hanya mendapati persamaan matematis maupun simbol2 yang sulit dipahami. Pelajar akan kehilangan gambaran besar fenomena apa yang sedang dia pelajari. Pun kegagalan memahami tahap ketiga akan menjadikan seorang pelajar tumpul dalam menganalisa lebih detail dan lebih tajam akan suatu fenomena. Tanpa melewati tahap ketiga, seorang saintis akan kehilangan presisi dan keakurasiannya dalam memahami sebuah fenomena.

Nah sekarang apa hubungan kerajinan tangan dengan paragraf-paragraf di atas? Bahwa ada “the missing link” antara ketiga tahap pembelajaran sains, ketika anak-anak atau pelajar pada umumnya kehilangan alur yang menghubungkan tahap makroskopis dengan tahap simbol. Dan apa yang membuatnya hilang? karena semakin dalam sains dipelajari, maka makin renik-lah obyek pengamatannya. Yang tadinya kasat mata lama-lama mengecil bahkan hilang tak terlihat digantikan simbol-simbol di atas kertas. Simbol yang kita tak paham apa itu semua jika kita tak memahami apa-apa yang diwakilinya. Dan…makin sulitlah sains untuk dimengerti.

Maka apa yang bisa membantu menghubungkan tahap kasat mata ke tahap simbol? Menurut saya, crafting atau kerajinan tangan. Memang tidak semua konsep ilmu alam bisa diwakili oleh kerajinan tangan. Banyak konsep ilmu alam yang terlalu rumit untuk digambarkan. Namun dengan adanya alat bantu minimal otak anak tidak harus bekerja terlalu keras dalam membayangkan sehingga pemahaman bisa lebih cepat dicapai. Selain itu dengan membuat kerajinan tangan ada proses “penciptaan kembali” sebuah konsep berdasar pemahaman anak-anak. Di sinilah crafting memberi nilai lebih ketika anak mulai mencipta karya sesuai dengan pemahaman serta kreativitasnya dalam menuangkan pemahaman.

Di acara Satuday Science LiteraCraft kemaren saya menerangkan prinsip dasar perubahan warna daun dikarenakan berkurangnya sinar matahari di musim gugur. Juga mengenai bagian-bagian utama pesawat yang membuatnya bisa terbang. Pertama-tama bu Tiwi mengajak anak-anak membaca buku singkat tentang perubahan warna daun di musim gugur. Selanjutnya saya lengkapi dengan penjelasan detail mengapa daun bisa berubah dan bagaimana pesawat bisa terbang. Dari penjelasan ini selanjutnya anak-anak membuat hiasan daun dengan berbagai warna dan badan pesawat dari kain felt.

11096675_10204233199532751_8486500292190962710_n10923213_10203308717308293_1524200229507384424_n

Saat mereka membuat hiasan ini, anak-anak mulai mengatur daun sesuai dengan urutan perubahan warna daun dari mulai yang masih hijau karena banyak klorofil, berubah menjadi merah karena klorofil menghilang dan menyisakan glukosa, selanjutnya menjadi kuning dan coklat menandakan hanya tertinggal sisa-sisa komponen daun sampe akhirnya berguguran. Di project satunya anak-anak belajar bagian mana di pesawat yang bisa membuatnya terbang. Dimulai dari sayap yang aerodinamik, ekor yang ikut menentukan kemana pesawat berbelok sampai pada “lautan udara” pemberi tekanan yang membuat pesawat bisa terangkat dan terbang.

img-20150404-wa0024 img-20150404-wa0014

Di sisi sains anak-anak telah belajar garis besar perubahan kimia yang terjadi pada daun selama musim gugur dan bagian-bagian pesawat serta tekanan udara yang membuatnya bisa terbang. Di sisi kerajinan tangan anak-anak telah belajar teknik tracing dan menggunting untuk yang berusia TK dan pra TK serta tusuk tikam jejak sederhana untuk anak-anak kelas 1-6. Selama membuat membuat kerajinan ini, saya mencoba menggali seberapa jauh materi sains dapat diserap oleh mereka. Ketika saya minta kembali anak-anak merangkai daun sesuai urutan proses hilangnya klorofil sampe daun berjatuhan, masyaAllah….they did it very well. Bahkan ketika warna daun diubah-ubah urutannya mereka tetap mampu mengurutkan kembali dan menerangkan proses apa yang diwakili oleh warna daun tersebut. Juga saat saya mencoba bertanya ke anak-anak tentang fungsi bagian-bagian pesawat dan lagi-lagi mereka bisa menerangkan dengan lancar.

Apalagi dengan membuat kreasi ini muncullah pertanyaan-pertanyaan seperti pertanyaan Aretha “why in some trees, there are green leaves and yellow leaves together?” Saya coba pancing kira-kira menurut dia kenapa? Dia menjawab “karena di salah satu sisi pohon masih banyak klorofil sedang di sini lain sudah mulai berkurang klorofilnya”. That’s good…you get the point! Dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang bisa muncul dan menjadi pemicu rasa ingin tahu anak-anak di dunia sains.

Selama pengalaman saya berhubungan dengan dunia anak-anak, hampir tidak pernah crafting gagal menghibur mereka. Selalu mereka antusias jika saya mengajak membuat sesuatu. Ini artinya crafting punya daya tarik tersendiri untuk anak-anak. Tak hanya crafting bisa mengajak mereka berkreasi namun crafting juga mampu menjadi jalan bagi mereka belajar sains mengingat alat bantu peraga sangatlah penting perannya dalam mempermudah pemahaman. Juga melalui crafting anak-anak bisa dipancing untuk belajar lebih lanjut mengenai fenomena di balik hasil karyanya. Ini berarti crafting tak hanya memudahkan pemahaman namun juga bisa menjadi daya tarik untuk anak-anak lebih banyak membaca tentang sains. Plus, bisa juga menjadi obyek dimana anak bisa menceritakan atau menulis kembali kreasinya beserta fenomena yang diwakili. Dan…. meningkatlah literasi anak-anak.

So, sains, kerajinan tangan dan literasi…kenapa tidak?

Melbourne, 16 April 2015

Salam

*saya mengucapkan banyak terima kasih kepada para pihak yang telah membantu terlaksananya program Saturday Science Literacraft. Kanti yang membuatkan poster, Deasy yang membantu pendaftaran, Pak Dian Priatmoko yang sudah menata projector dan layar, bapak ibu wali murid yang sudah setia mendampingi anak-anak selama acara. Juga untuk Mbak Nunung, Lita, Mbak Anisah dan Mbak Yasmin yang sudah saya comot fotonya hehehe… Tak lupa buat bu Tiwi, yang sudah mengulurkan tangan menggandeng saya mengawinkan sains dan sastra.

**Ware, Sylvia A. Teaching chemistry from a societal perspective, 2001, Pure Appl. Chem., Vol. 73, No. 7, pp. 1209–1214

Bando bunga

Standard

Setelah bikin bunga muncul ide nih memanfaatkan bunga di post sebelumnya. Dijadiin hiasan bando. Cakeeeep abiiisss…palagi yang make juga super cute. Amira anaknya om Bilal tetangga sebelah. Dia mesam mesem mulu dipakein bandonya. Sampe kata mamanya gak pindah-pindah dari depan cermin saking senengnya ma bando bunga dari Tante Zu.

image

Tak ketinggalan bando juga diajak merayakan hari gratis public transport se Melbourne pas 25 Des 2014 kemaren. Amira ikut ayah bunda maen di pantai di Geelong. Eh kok pas warnanya ama baju renang Amira yang pinky pinky. How adorable…cakeeeppp..

image

Glad that you like it Amira 🙂

Melbourne, 27 Feb 2015
Salam

V A N I A

Standard

Post ini saya buat sekalian sebagai surat kangen untuk Vania, gadis kecil lincah ceria yang sering ikut ibunya dondom di rumah saya. Juga memenuhi janji saya untuk membuka rahasia akan jadi apakah bulatan2 huruf yang dibuat Vania di post ini.

Vania putrinya mbak Sri, teman saya sesama pecinta jait menjait. Saat ibunya sibuk belajar njait tas, maka Vania tak mau ketinggalan. Dia pasti ikut berkarya. Entah bikin donat, gelang atau menulis namanya. Hari itu Vania ikut ndondom di rumah saya. Tugasnya menjahit huruf-huruf ke kain dasar berbentuk bulat dengan tusuk tikam jejak. Nah tugas saya “menjadikan” bulatan berisi huruf ini. Kalo hasil karya Aretha jadi tas dengan hiasan namanya E T A maka kalo Vania jadi sebuah gambar yang saya kasih pigura.

Kisahnya waktu saya ke Eropa, mbak Sri pengen saya menulis di secarik kertas tulisan seperti ini :

“Vania Nayla Nur Azizah, hope you will be here someday”

Secarik kertas ini kemudian difoto dengan latar belakang landmark2 di Eropa. Sayangnya agak telat pesan mbak Sri masuk ke saya sehingga nama Vania beredar hanya di dua negara, di Belanda dan Perancis karena Jerman, Itali dan Spanyolnya sudah terlewati.

Akhirnya nama Vania beredar di seputaran Volendam-Belanda dan Paris-Perancis. Nah, terinspirasi untuk menggabungkan nama karya Vania dan foto2 secarik kertas tadi, maka saya sulam bulatan dengan nama Vania di selembar kain putih. Saya bentuk menyerupai balon lengkap dengan pita2nya. Seperti ini nih…

2014-12-30 10.20.13
Pinggir bulatan saya sulam dengan tusuk feston sedangkan pita dan tali pake tusuk tikam jejak. Lalu di bawah balon2 saya selipkan foto2 dengan nama Vania yang saya ambil di Menara Eiffel Paris, Rijksmuseum Amsterdam, Cheese Factory Volendam dan Arc de Triumph di Paris. Nyelipinnya pake cara simpel saja, saya iris dikit kain putih sehingga foto bisa saya selipkan. Kemudian dipigura dan jadi deh kenang-kenangan untuk Vania.

20141230_190705

Tak lupa saya bonusi lagi boneka Gajah untuk teman tidur Vania

20141230_215312

Hari terakhir Vania di Melbourne, saya antar kenang2an itu ke rumahnya. Semoga kenang-kenangan hasil kolaborasi Tante Zu dan Vania bisa awet baik di dinding maupun di hati kami berdua.

2014-12-30 21.41.36

Bon Voyage Vania, hope someday you will be around the world to broaden your heart and horizon.

Melbourne, 19 Feb 2015

Salam

*mbrebes mili di perpus Swinburne

 

Ruffle Tote Bag for Adzra

Standard

Minggu ini saya banyak-banyak menjahit. Bukan dikejar setoran sih (nggak ada yang ngejar juga hihihi) tapi hanya untuk terapi menenangkan pikiran saja. Dan project yang saya pilih adalah tote bag bermotif ruffle atau rempel bahasa jawanya. Saya mau bikin buat Adzra, gadis kecil yang kata ibunya, Mbak Tiwi, tertarik benar dengan hasta karya. Adzra pengen main ke rumah untuk membuat project bersama-sama sebetulnya, cuma belum kesampaian sampai sekarang. Jadi tidak apa-apa saya bikin satu project dulu buat dia. Lain kali mungkin bisa ber-project bersama seperti halnya para nona kecil yang main ke rumah saya. Dan project kali ini buat Adzra adalah sebuah tote bag. Tote bag ceria hula hula banyak warnaaaaa….Ini nih hasil akhirnya.

20141211_144130[1]

tampak depan

20141211_144233[1]

tampak belakang

Tote bag kali ini sebenarnya prinsip membuatnya sama dengan tote bag yang dibuat mbak Sri. Klik di sini untuk lebih jelasnya. Cuma bedanya di bagian luar diberi ruffle atau rempel-rempel. Pertama saya siapkan 4 lembar kain dasar tote bag. Bentuknya persegi panjang dengan ukuran sesuai selera. Kali ini saya buat tote bag ukuran medium saja kira-kira 3/4 ukuran kertas A4. Selain 4 lembar kain dasar, juga saya siapkan dua lembar kain untuk flap (penutup) tas. Kecil saja hanya selebar telapak tangan. Ujungnya saya gunting membentuk oval. Selain itu kain untuk tali. Panjangnya kira-kira satu meter. Cara membuat tali bisa mengikuti cara membuat pelipit seperti di post yang satu ini. Bedanya setelah terlihat menjadi 4 bagian, pelipit dipasangkan ke bagian yang ingin dipelipit. Kalo tali tas maka setelah terlihat menjadi 4 bagian pinggir-pinggir tali kita jahit baik sisi kanan maupun kirinya.

Olrite, mari kita mulai tutorialnya,

IMG-20141214-WA0006 Foto pertama menunjukkan kain-kain dasar tote bag. Ada 4 lembar kain dasar, 2 lembar untuk flap dan kain untuk tali tas. Foto kedua adalah foto kain-kain ruffle. Saya membuat dari beberapa lembar kain warna-warni. Kain ini lebarnya kira-kira 5 cm dengan panjang 2 kali lebar tas. Nah ini tips untuk membuat ruffle. Kain yang dibutuhkan kira-kira 2 kali panjang ruffle yang kita inginkan. Misal kita ingin membuat ruffle 10 cm maka kain yang kita siapkan sepanjang 20 cm. Salah satu pinggir ruffle kemudian saya neci supaya rapi. Foto ketiga dan keempat menunjukkan kain warna-warni yang sudah dineci.

Sekarang ke bagian utamanya, bagaimana cara membuat rufflenya.

Untuk membuat ruffle, kita harus menjahit di sepanjang salah satu sisi kain. Jarak jahitan kita pilih yang paling besar. Saya memakai mesin jahit Singer jadi cara mengubah jarak jahitan adalah dengan mengatur jarak jahitan ke nomor yang paling besar. Di foto paling kiri terlihat tombol pengatur jarak jahitan saya set ke nomor 4, nomor yang paling besar. Oya, untuk awal menjahit jangan lupa sisakan benang yang cukup panjang. Gunanya untuk memudahkan kita menarik benang saat jahitan siap dibentuk menjadi ruffle (foto kedua). Selanjutnya jahit kain ruffle. Terlihat di foto ketiga jahitan berjarak jauh. Jangan lupa juga menyisakan benang yang cukup panjang di akhir jahitan untuk berjaga-jaga seandainya kita harus menarik benang dari sisi ini. Lalu salah satu benang sisa di ujung jahitan kita tarik, maka kain akan mulai mengkerut. Kita tarik sampai terbentuk kerutan -kerutan sesuai kebutuhan kita. Nah jadi deh rufflenya (foto kelima). Oya satu lagi tips bikin ruffle, jangan sampai jahitan putus di tengah jalan. Kalau jahitan putus di tengah jalan maka ruffle kita akan terputus juga. Jadi kerutan tidak akan tersambung mulus. Apalagi kali terputus saat kita tarik benang malah akan terlepas dari kain dan ruffle gagal terbentuk deh.

IMG-20141214-WA0007

Oke, sekarang mari kita lanjutkan dengan bagaimana memasang ruffle ke kain dasar tas. Ambil salah satu kain dasar tas. Pasang salah satu ruffle di bagian bawah kain dasar. Oya, ini saya ternyata membuat kesalahan dalam memasang ruffle terbawah. Dari jahitan ruffle terbawah saya hanya menyisakan 2 cm kain dasar. Nah ternyata ini salah karena akhirnya saya sulit menjahit bagian bawah tas. Ternyata kita harus menyisakan kain dasar lebih panjang daripada ruffle terbawah sehingga bagian bawah ruffle tidak ikut terjahit saat kita menggabungkan bagian depan dan belakang tas. Di foto pertama di bawah ini terlihat ruffle merah lebih panjang daripada kain dasar tas. Nah ini maksud saya yang salah. Jadi kain dasar “seharusnya” lebih panjang daripada ruffle merah. Akhirnya untuk mengkoreksi kain dasar saya sambung supaya lebih panjang daripada ruffle merah. Cara memasang ruffle seperti di foto tersebut. Ruffle kita jahit ke bagian depan kain dasar dengan jahitan zig zag. Ruffle kedua (polkadot) kita pasang dengan cara yang sama (foto kedua dan ketiga). Pastikan ruffle selanjutnya menutupi dengan sempurna jahitan ruffle di bawahnya. Langkah ini kita ulangi sampai ke ruffle teratas. Untuk ruffle teratas ada perbedaan cara menjahitnya. Jadi  bagian dalam ruffle kita jahit ke kain dasar tas (foto keempat). Jahitan yang kita pakai bukan jahitan zig zag tapi jahitan lurus biasa. Selanjutnya kita lipat ruffle sehingga bagian bagus (luar) ruffle bertumpuk dengan ruffle sebelumnya (foto kelima). Terakhir kita tindis ujung ruffle sehingga tertempel dengan bagus ke kain dasar tas.

IMG-20141214-WA0008

Jadi deh tumpukan rufflenya :). Kain dasar tas bagian belakang juga saya pasang tumpukan ruffle seperti ini. Jangan lupa untuk menata pinggir-pinggir ruffle dengan jarum pentul sebelum dijahit bagian muka belakang supaya ruffle terjahit rapi.

IMG-20141211-WA0003

Nah, bagaimana membuat tote bag ber-ruffle ini? Seperti saya tulis di atas langkah-langkahnya sama dengan post ini. Hanya saja ada perbedaan bahwa tali tas saya pasang di pinggir. Kemudian saya tambahkan flap dan bunga hiasan. Selain itu saya tambahkan nama ADZRA di bagian belakang tas dengan tusuk tikam jejak. Untuk bunga hiasan saya buat dari resleting seperti di tutorial ini.

Kalo penjelasan saya tentang bikin tas ruffle ini kurang jelas, pembaca bisa mengikuti tutorial mbak cantik di SewSweetTV https://www.youtube.com/watch?v=Tr3VKnSs41c

Naaaahh…sehari setelah jadi tas langsung dikirim ke Moreland Primary School tempat sekolah Adzra. Adzra menelpon saya untuk bilang “Thank you Tante Zubeth, I really like the bag. It looks like skirt. Cant wait to have it”. I am glad that you like it Adzra.

Dan Sabtunya dibawa mengaji ke Surau Kita. Ini nih foto Adzra yang imyut dengan tasnya. Tasnya agak kepanjangan euy hihihi…gakpapa biar bisa dipakai ampe gede :p.

IMG-20141213-WA0024

Melbourne, 16 Desember 2014

Salam


Duo Tas Glenda untuk Duo A

Standard

Minggu kemaren dapat undangan ulang tahun Arrayah, adiknya Aretha. Sesuai janji saya maka hadiahnya tas dengan nama masing-masing. Saya niru model tas Glenda Clutch di bukunya Sue Kim tapi dengan modifikasi. Saya tambahkan tali dan hiasan bunga di bagian depannya.

Nama yang tertera di tas tentu saja hasil karya Aretha sendiri seperti di post sebelumnya. Untuk Arrayah saya bikinkan sendiri bulatan-bulatan namanya. Tas saya buat dari kain soft jins dan kain katun untuk bagian tutup tas dan bagian lapisan dalam. Sedangkan bunga hiasan saya buat dari sisa-sisa kain soft jinsnya.

Wuhuuu..paket tas segera meluncur ke Coburg Lake tempat ultahnya Arrayah.

IMG-20141213-WA0027[1]Daaaannn…langsung dibuka hadiahnya aw aw aw….langsung dipake dan diisi bermacam-macam gula-gula. Owww…tantenya sampe lum sempat berkata-kata hahaha….Really happy that you like it girls.

10854434_10205492114843664_8048693813693417306_o 10633658_10205492112843614_1449265885320751198_o 10633938_10205492108483505_2507502850216194261_o

Melbourne, 13 Des 2014

Salam

Yuk tulis namaa….

Standard

Siang itu Vania main ke rumah dengan ibunya, Mbak Sri. Ibunya lagi sibuk bikin project Floral Bag kayak mbak Rini sementara Vania sibuk mbantu saya bikin donat. Dia bulet-buletin tuh adonannya dan diberi bolongan tengahnya. Keciil keciiiil donatnya karena tangan yang mbikin juga masih munyil munyil. Ketika sudah matang…hmmm yammm…Vania habis donat banyaaakkk sebanyak Pak Dian yang ikutan nimbrung maem donat. Berdua balapan maem donat.

Tak lama kemudian datang nih Aretha dengan mamanya, Mbak Rini. Si ibu langsung join mbak Sri bikin Floral Bag sementara Vania dan Aretha udah sibuk aja pengen bikin-bikin sesuatu juga. Oke deh…akhirnya bikin bulet-bulet dijaitin huruf sesuai nama masing-masing yaaaa….Niru yang seperti ornamen hiasan menyambut Ramadhan seperti di sini.

Seperti detail pembuatan di post saya sebelumnya, Aretha dan Vania mulai prakaryanya dengan memilih-milih kain untuk dasarnya maupun kain flanel untuk hurufnya. Kemudian menggambar bulatan di kain sesuai pola dan digunting. Juga membuat huruf-huruf dari kain flanel. Aretha memilih membuat huruf ETA sementara Vania membuat sesuai namanya VANIA. Nah, come to the main activity, saya ajari Aretha dan Vania ndondomi dengan jenis jaitan tikam jejak, atau inggrisnya straight stitch. Kata mereka “I know that stitch, we’ve learned it at school. You just go up and down up and down”. Good then, jadi lebih mudah acara mengajari njaitnya karena mereka sudah punya pengetahuan dasar tentang ndondomi.

Untuk awal dan akhir ndondomi anak-anak mulai saya ajari pelan-pelan karena dua bagian ini yang biasanya paling sulit untuk mereka. Berikut foto-fotonya :

IMG-20141213-WA0025 IMG-20141213-WA0026Setelah itu anak-anak membuat bulatan sesuai pola di kain keras. Kain keras ini berlapis lem di salah satu bagian. Kain dengan huruf yang sudah dijait anak-anak saya satukan dengan kain keras dengan cara disetrika. Saya rapikan dan jait zigzag pinggir bulatan. Jadi deh…

20141202_203846[1]

aduh….latar belakang foto rame bener ya hahaha…ruwet rumahnya :p

Nah untuk apakah bulatan nama-nama ini? Punya Aretha bulatan dengan namanya minta dipasang di bagian belakang tasnya. Saya memang menjanjikan membuat tas untuk Aretha. Nah special requestnya tas ini dikasih nama di bagian belakangnya.

Oke deh nona manis, tante pasang deh namanya. Sementara untuk Vania masih rahasia dong mau jadi apa hehehe…nanti insyaAllah saya posting hasil akhir hasta karya Vania.

Untuk lihat hasil akhir hasta karya Aretha bisa dilihat di post yang satu ini.

Melbourne, 13  Desember 2014

Salam

Gelang kancing lagii…kali ini Mbak Vya

Standard

Beberapa minggu ini rumah saya heboh kedatangan ibu-ibu tetangga yang ingin belajar jahit menjahit. Sudah dua kali saya mengadakan kelas untuk ibu-ibu mulai dari kelas rookie yang sama sekali belum pernah memegang mesin jahit sampe ke ibu-ibu yang sudah bisa menjahit dan ingin mengembangkan. Nanti saya akan cerita tentang kelas ini. Untuk post ini saya ingin menampilkan satu nona kecil mungil yang turut berkunjung ke rumah saya. Namanya Navya, putrinya mbak Anisah. Mamanya Navya termasuk pemula dalam menjahit. Mbak Anisah datang ke rumah sore itu untuk belajar mengenai bagian-bagian mesin jahit sekaligus praktek membuat sarung bantal.

Nah sementara ibunya belajar mesin jahit, mbak Vya pengen juga dong belajar sesuatu. Saya tawari bikin gelang kancing seperti yang dibuat Queenna dan mbak Vya setuju. Mbak Vya sudah kelas prep (setara dengan TK kelas besar) jadi sudah boleh memegang jarum asal hati-hati.

Sama dengan Queenna, mbak Vya memilih dulu kancing yang dia suka. Saya ajari sebentar cara memasang kancing sementara mbak Vya memperhatikan dengan seksama. Detail pembuatan gelang kancing ini sendiri bisa dilihat di post saya yang ini.

2014-11-26 10.38.28

Dan semua anak memang pintar-pintar. Tak lama kemudian mbak Vya sudah bisa meniru bagaimana memasang kancing. Memang untuk awal dan akhir jahitan mbak Vya perlu dibantu. Tapi sedikit demi sedikit dia mulai bisa memasang kancing dengan lebih cepat.

Lihat betapa seriusnya mbak Vya memasang kancing di gelangnya 🙂

IMG-20141203-WA0053

Dan akhirnya jadi deh gelangnya :). Hope you like it mbak Vya yang cantik dan munyil-munyil. Pasti deh tambah imut kalo pake gelangnya :).

2014-11-26 10.36.12

Melbourne, 4 Desember 2014

Salam

Queenna and her button bracelet

Standard

Oww…another young lady came visiting my house. This time, Queenna, another young crafter. Queenna anak salah satu teman saya. Rumahnya agak jauh dari rumah saya. Sore itu ibunya sedang menjahit di rumah saya. Mbak Dewi nama ibunya. Beliau membuatkan Queenna rok untuk drama di TPA tempat ngajinya. Sementara sang ibu sibuk menjahit maka sang anak pun tak kalah ingin juga sibuk membuat hasta karya.

Dan kali ini project Queenna adalah membuat gelang dengan hiasan berbagai kancing. Project ini menurut saya project satu kali dayung dua tiga pulau terlampaui. Kenapa? Karena selain belajar membuat gelang Queenna juga belajar memasang kancing.

Bahannya mudah saja, kain flanel dan kancing. Cuma butuh benang dan jarum untuk membuatnya. Queenna sudah agak besar jadi saya berani mengajari mulai memegang jarum. Dan indeed, Queenna anak yang telaten dan rapih garapannya. Fast learner juga.

20141029_185815Foto di atas menunjukkan gelang yang sudah jadi yang dipakai Queenna. Sementara kain felt warna merah dengan banyak kancing di atasnya merupakan bahan awal gelang. Jadi kita potong kain felt sepanjang lingkar pergelangan tangan. Kemudian bisa dipilih bentuk-bentuk kancing yang ingin dipasang di gelang. Selanjutnya Queenna mulai saya ajari memasang kancing. Mulai dari membuat simpul di ujung benang, memasukkan ujung jarum ke lubang kancing dan seterusnya sampai cara mematikan (menyudahi) proses pemasangan kancing.

Oya jangan lupa menyisakan bagian ujung gelang untuk tempat lubang memasukkan kancing. Bisa anda lihat di bawah kancing berbentuk teko tersisa bagian kain felt tanpa kancing. Di bagian situ kita buat lobang kecil dengan cara sedikit menggunting kain felt. Nanti kancing paling ujung (berbentuk ikan) kita masukkan ke lubang ini layaknya memasukkan kancing ke lubang kancing. Jadi deh gelangnya 🙂

Berikut foto-foto Queenna dan ndondom-ndondominya 🙂 Tidak hanya dia dapat banyak gelang tapi dia juga bisa masang kancing sekarang :). Well done Queenna!!!

20141029_185529 20141029_190701 20141029_185755

Hope you are happy with that Queenna 🙂

Melbourne, 17 Nov 2014

Salam

Zain, the cute small potato

Standard

Baru-baru ini dapat pesenan dari teman saya Desi Maulina. Cukup menantang project kali ini, membuat kostum untuk anak-anak. Saya belum pernah sekalipun membuat kostum untuk anak-anak. Juga belum nemu bagaimana step by step membuatnya. Ubek-ubek di google masih saja belum nemu yang pas dengan yang saya inginkan. Akhirnya dengan berbagai cara improvisasi sana sini jadi deh kostumnya.

Kostum kali ini bertema Small Potatoes. Ini karena si birthday boy nge-fans bener ma kartun Small Potatoes. Katanya bisa tertegun tak berkedip kalo nonton film ini. Maka mamanya Zain kontak saya untuk memesan kostum Small Potatoes. Desi ingin Zain menjadi the potatoes di hari ulang tahunnya yang baru 1 tahun hehehe…

Cari-cari ke toko kain saya dan Desi gak bisa nemu kain yang cocok bener dengan warna kartun the kentangs itu. Jadilah warna coklat tua yang kita pakai. Saya kali ini belum bisa menuliskan step by step pembuatan kostum ini karena waktu bikin masih harus perang lahir batin mengutak atik kain jadi belum pe de kalo bikin tutorialnya. But anyway, pengen pamer aja bahwa finally tantangan bikin kostum anak itu bisa terjawab. Kostum ini terbuka di bagian belakangnya dan saya pasang kancing jepret. Ini supaya anak mudah memakainya dan masih bisa bergerak bebas.

So here it is, the cute birthday boy Zain dengan Small Potatoes costume-nya 🙂

10726750_10152514598916799_1455946189_n

The costume, ada lapisan dalamnya pake kain katun yang nyaman di kulit anak-anak. Bagian bawah kostum di isi busa sehingga kostum menggelembung membentuk kentang. Di bagian pundak saya pasang daun-daunan dari kain flanel

10353565_10153303000911632_4099552475514974635_n10710807_10153303001076632_3825754598978711815_n

Ini Zain dengan Mom and Dad. Tak lupa kue ulang tahun yang bertema Small Potatoes 🙂

Melbourne, 17 Oct 2014

Salam dari the happy penjahit 🙂