Ah..senangnya saya dapat kesempatan mengajari anak2 Indonesia di sekitaran Brunswick untuk berkerajinan tangan. Kemaren sore sepulang ngelab saya cepet2 menuju kompleks kos-kosan saya jaman S2 di daerah Avenue-Coburg. Ceritanya saya mbuka kelas crafting untuk anak2 sementara para ibunya ikut pengajian di kompleks yang sama. Acara crafting for kids ini diadakan di rumah salah satu teman saya ngajar TPA di sini, mbak Anisah, sementara ibu2nya ngaji di rumah mbak Sinta membahas pengalaman salah satu teman yang alhamdulillah sudah menunaikan kewajiban haji.
Peserta kelas crafting saya beragam umurnya jadi agak sulit menyamakan craft yang ingin dibuat. Untuk yang kelas kinder, prep dan awal SD saya ajak mereka membuat kalung, gelang dan jepit dari kain flanel. Gampang saja bikinnya. Saya siapkan pola bunga dari kertas karton yang bisa dijiplak anak2 di kain flanelnya. Lalu kain dipotong sesuai pola. Supaya meriah bunga dibuat dari kain flanel berbagai warna. Selanjutnya bunga2 ini dirangkai dengan tali supaya menjadi kalung. Bunga digunting sedikit bagian tengahnya sehingga bisa dimasuki tali. Jadi deh kalungnya. Lihat nih para model kecil yang dengan bangga memakai kalung hasil karya mereka.
Sedangkan gelang dibuat dari cara yang sama, hanya saja bukan tali yang dimasukkan bagian tengah bunga tetapi kain flanel berbentuk tali panjang. Salah satu ujung tali diberi kancing lucu sesuai pilihan anak2 sedangkan ujung tali lainnya digunting dikit sebagai lubang kancingnya. Jadi kali mau make gelang tinggal dipasang di tangan trus ujungnya dikancingkan. Beberapa anak menambahi kancing di tengah bunga di gelangnya sehingga gelang jadi makin cantik.
Kalau hair clip dibuat dengan membuat bulatan2 berbagai ukuran dari kain flanel. Warnanya pun beragam supaya menarik. Selanjutnya saya ajari anak2 menyulam bagian tengah bulatan2 ini. Agak2 challenging karena beberapa anak masih baru pertama kali memegang jarum dan benang sehingga harus ekstra sabar. Ada yang salah memasukkan jarum sehingga benang malah membelit bulatan2 kain flanel sehingga terpaksa saya potong benangnya. Ada juga yang dengan sabar mengikuti instruksi menyulam dari saya dan berhasil membuat ulet2an (maaf saya tidak hapal nama teknik sulam ini). Awesome. They learn so fast. Ini gambar beberapa anak yang berhasil membuat gelang, kalung dan jepit.
Namun untuk anak2 yang lebih besar malah saya gagal mengajari hahaha…Saya mengajari mereka membuat bros dari resleting dan membuat alfabet dari kain flanel. Too bad menurut mereka teknik menjahit/menyulam yang satu ini too complicated. Sehingga pada akhirnya mereka bilang “can we continue it later?”, yang artinya “aku udah gak mau nglanjutin” kwkwkwkw… Takpapa, ndondomi memang butuh kesabaran ekstra. Apalagi untuk para boys, gatot alias gagal total hahaha…mereka lebih memilih untuk “play outside” :p. Ini sedikit gambaran kelas crafting saya kemaren sore.
Akhirnya saya malah mengajari teman saya, mbak Sri dan Mbak Rini untuk membuat bros dari resleting and they seem really happy with what they could make that evening.
Alhamdulillah bisa nularkan sedikit ilmu. Jadi ingat awal2 saya belajar dondom saat masih TK dan SD. Guru saya adalah ibu saya dan bibi2 saya yang telaten2 menjahit dan menyulam. Time flies, sekarang sudah berganti saya yang ngajari anak2. Lebih seneng lagi kata teman saya anaknya so excited tentang pengalamannya crafting sampe langsung ditulis di diary. Oww…jadi terharu…
Hope all of you enjoy the class ya kids.
Melbourne, 11 Januari 2014
Salam